
Pantau - PT Finex Berjangka menilai kondisi pasar global yang bergejolak saat ini sebagai momentum strategis untuk meningkatkan literasi dan partisipasi masyarakat terhadap instrumen derivatif.
CEO Finex, Agung Wisnuaji, menyatakan bahwa lonjakan harga emas yang menembus 3.700 dolar AS per troy ounce mencerminkan bahwa volatilitas pasar tidak selalu identik dengan risiko, tetapi justru membuka peluang investasi dua arah.
Menurut Agung, dengan pemahaman dan strategi yang tepat, pasar yang fluktuatif dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mengambil posisi beli maupun jual secara fleksibel.
Seminar, AI, dan Target Pertumbuhan: Finex Ingin Derivatif Lebih Inklusif
Meski banyak investor global cenderung mengadopsi pendekatan konservatif seperti prinsip “cash is king”, Finex melihat kondisi saat ini justru membuka ruang bagi investor lokal untuk mengakses aset derivatif berharga seperti emas, perak, minyak, dan pasangan mata uang.
Selama tahun ini, Finex telah mengadakan lebih dari 60 seminar edukasi di berbagai kota sebagai bagian dari komitmen memperluas literasi keuangan masyarakat.
Finex juga mulai memperkenalkan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung pengambilan keputusan para trader. Namun, Agung menegaskan bahwa AI hanya berfungsi sebagai alat bantu, bukan pengganti analisis fundamental dan teknikal.
Sebagai broker berjangka dengan status A+++ dari Bappebti, Finex memberikan akses kepada nasabah untuk bertransaksi di berbagai instrumen global, mulai dari mata uang, komoditas, hingga indeks.
Perusahaan menargetkan pertumbuhan pengguna aktif sebesar 40 persen hingga akhir tahun 2025.
Dengan mengedepankan edukasi dan inovasi teknologi, Finex berkomitmen menjadikan derivatif sebagai bagian penting dari ekosistem keuangan nasional yang inklusif dan adaptif terhadap dinamika pasar global.
- Penulis :
- Balian Godfrey