billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Strategi Bank Indonesia Dukung Ekonomi Sirkular Lewat Inovasi Keuangan dan Inklusi Digital

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Strategi Bank Indonesia Dukung Ekonomi Sirkular Lewat Inovasi Keuangan dan Inklusi Digital
Foto: Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti saat menyampaikan sambutan pada acara "APRACA-Regional Policy Forum dan the 78th Executive Committee Meeting" di Bali (sumber: Bank Indonesia)

Pantau - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan tiga langkah strategis untuk memperkuat peran sektor keuangan dalam mendukung ekonomi sirkular, terutama dalam pembiayaan berbasis lingkungan dan keberlanjutan.

Langkah pertama adalah memperluas akses pembiayaan dengan menawarkan solusi inovatif guna mengatasi hambatan utama seperti jaminan atau agunan yang tidak memadai.

Langkah kedua, kata Destry, adalah mengembangkan produk keuangan yang selaras dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkular dan dapat diterapkan secara luas dalam berbagai sektor.

Langkah ketiga menitikberatkan pada peningkatan kapasitas lembaga keuangan, khususnya di daerah perdesaan, agar lebih mampu menilai kelayakan model bisnis berbasis sirkular, ramah iklim, dan nontradisional.

"Dengan dukungan perangkat serta pemahaman yang lebih komprehensif, lembaga keuangan diharapkan dapat mampu melihat potensi nilai jangka panjang serta tingkat risiko yang lebih rendah dari model bisnis sirkular tersebut," jelas Destry.

Bank Indonesia juga terus mendorong kebijakan makroprudensial yang mendukung pembiayaan berkelanjutan dan pengembangan sektor hijau.

Inisiatif Inklusi Digital dan Kolaborasi Internasional

Sebagai bagian dari upaya strategisnya, BI memperkenalkan inklusi keuangan digital untuk petani dan pelaku usaha mikro lewat sistem pembayaran QRIS tanpa biaya transaksi.

BI juga mengembangkan skema pembiayaan berbasis klaster dengan menggandeng berbagai lembaga strategis untuk memperkuat ekosistem ekonomi perdesaan.

Desa Penglipuran di Bali menjadi contoh nyata model integratif yang memadukan sektor pariwisata dan pertanian sirkular, didukung dengan sistem pembayaran digital yang inklusif.

Rangkaian inisiatif ini diperkuat dalam forum internasional APRACA-Regional Policy Forum dan the 78th Executive Committee Meeting yang berlangsung di Bali, Senin, 26 Mei 2025.

Forum ini diikuti oleh 95 lembaga dari 24 negara Asia Pasifik, termasuk regulator dan lembaga keuangan yang tergabung dalam APRACA (Asia-Pacific Rural and Agricultural Credit Association).

Chairman Agricultural Development Bank of China sekaligus Chairman APRACA, Qian Wenhui, menegaskan tiga makna strategis ekonomi sirkular bagi sektor pertanian.

Pertama, ekonomi sirkular dinilai mampu mengatasi keterbatasan sumber daya alam dengan sistem tertutup yang mengubah limbah menjadi sumber daya bernilai tambah, serta mengurangi tekanan lingkungan.

Kedua, praktik pertanian berkelanjutan seperti tumpang sari dan penggunaan pestisida ramah lingkungan mendukung ketahanan pangan jangka panjang.

Ketiga, ekonomi sirkular berkontribusi signifikan dalam pencapaian target iklim melalui pengurangan emisi karbon, pemanfaatan limbah pertanian, serta perlindungan keanekaragaman hayati.

Penulis :
Arian Mesa