Pantau - BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) mengadopsi teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) untuk memperkuat hilirisasi nikel yang rendah emisi di Indonesia.
Teknologi HPAL ini sedang dikembangkan oleh PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako dan Morowali, serta PT Aneka Tambang Tbk.
Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama, menyebut bahwa HPAL adalah inovasi terdepan dalam pengolahan bijih nikel berkadar rendah.
HPAL dinilai mampu meningkatkan efisiensi energi dan menurunkan emisi secara signifikan.
Menurut Pria Utama, teknologi ini memungkinkan proses pengolahan yang berkelanjutan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Proses HPAL dan Kontribusinya untuk Industri Hijau
HPAL digunakan untuk mengolah bijih nikel laterit jenis limonit yang belum optimal diproses melalui teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF).
Proses ini melibatkan pemanasan bijih nikel laterit pada suhu minimal 225℃ dan tekanan 4–5 MPa, kemudian menambahkan asam sulfat ke dalam reaktor.
Proses tersebut mengekstraksi nikel dan kobalt menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang merupakan bahan utama baterai kendaraan listrik.
Dibandingkan teknologi RKEF, HPAL lebih hemat energi dan menghasilkan emisi karbon lebih rendah.
HPAL juga memungkinkan pemanfaatan panas limbah dan digitalisasi proses produksi untuk meningkatkan efisiensi.
Teknologi ini berkontribusi pada pengurangan emisi karbon Scope 1 dan Scope 2 di industri tambang nikel.
Pemanfaatan HPAL menunjukkan bahwa pertumbuhan industri dan pelestarian lingkungan dapat berjalan seiring.
Produk MHP dari teknologi ini akan menjadi komponen penting dalam sel baterai kendaraan listrik.
Dengan kapasitas produksi MHP, Grup MIND ID mendukung pembentukan ekosistem industri kendaraan listrik nasional yang tangguh.
MIND ID optimistis Indonesia dapat memenuhi kebutuhan kendaraan listrik dalam negeri sekaligus menjadi pemain utama di pasar global.
- Penulis :
- Balian Godfrey
