
Pantau - Anggota Komisi XII DPR RI Dewi Yustisiana menyatakan bahwa swasembada energi harus menjadi misi utama dalam kebijakan energi nasional demi mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Dewi menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa terus bergantung pada impor energi dan menyebut swasembada sebagai jalan kebangkitan bangsa.
"Kalau kita ingin jadi negara maju di 2045, maka kita harus berdiri di atas fondasi energi yang mandiri, adil, dan berdaulat", ujarnya.
Ia mengapresiasi pendekatan ideologis yang diterapkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam merumuskan kebijakan energi.
Menurutnya, Bahlil tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga mengedepankan nilai konstitusional dan keadilan.
Pendekatan tersebut dinilai sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan energi sebagai bagian dari pembangunan nasional ideologis.
Dewi menyatakan bahwa energi tidak boleh hanya dilihat sebagai komoditas pasar, tetapi harus ditempatkan sebagai hak rakyat.
Ia menegaskan bahwa kebijakan energi harus menghadirkan keadilan sosial dan menjadi kekuatan strategis dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
"Indonesia tidak hanya memperkuat kedaulatan energi, tetapi juga memastikan bahwa energi menjadi kekuatan strategis untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", katanya.
Realisasi Kinerja Energi Kuartal I 2025
Dewi juga menyoroti capaian kinerja sektor energi, termasuk realisasi lifting minyak pada kuartal I 2025 yang mencapai 580 ribu barel per hari atau 96 persen dari target APBN.
Sementara itu, lifting gas bumi justru melampaui target hingga 120 persen, mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari.
Capaian tersebut dinilai sebagai indikasi bahwa Indonesia mampu mengelola sumber daya energi secara mandiri dan berkelanjutan.
- Penulis :
- Balian Godfrey