Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Energi Harus Diletakkan dalam Kerangka Konstitusi, Bukan Sekadar Komoditas

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Energi Harus Diletakkan dalam Kerangka Konstitusi, Bukan Sekadar Komoditas
Foto: Dewi Yustisiana: Swasembada Energi Adalah Jembatan Menuju Indonesia Emas 2045(Sumber: ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM)

Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI, Dewi Yustisiana, menegaskan bahwa swasembada energi harus menjadi misi utama dalam setiap kebijakan energi nasional sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

"Kalau kita ingin jadi negara maju di 2045, maka kita harus berdiri di atas fondasi energi yang mandiri, adil, dan berdaulat," ujar Dewi dalam pernyataannya.

Ia menekankan bahwa Indonesia tidak bisa terus bergantung pada impor energi dan menyebut swasembada energi sebagai jalan kebangkitan bangsa.

Energi sebagai Instrumen Keadilan Sosial dan Kedaulatan Negara

Dewi mengapresiasi pendekatan ideologis Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang menempatkan energi bukan sekadar isu teknis, tetapi juga sebagai bagian dari cita-cita bernegara.

Menurut Dewi, Menteri Bahlil konsisten menekankan pentingnya perspektif konstitusi dan keadilan dalam setiap kebijakan energi nasional, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang mengedepankan cara pandang ideologis dalam pembangunan nasional.

Energi, tegas Dewi, bukan hanya soal pasokan dan harga, melainkan tentang kedaulatan, keberlanjutan, dan pemerataan.

Ia menekankan bahwa kebijakan energi harus disusun di atas fondasi UUD 1945, bukan sekadar sebagai komoditas ekonomi.

"Dengan menempatkan energi dalam kerangka konstitusi, Indonesia tidak hanya memperkuat kedaulatan energi, tetapi juga memastikan bahwa energi menjadi kekuatan strategis untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," lanjutnya.

Capaian Sektor Migas Dorong Optimisme

Dalam laporan sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa realisasi lifting minyak pada kuartal I 2025 mencapai 580 ribu barel per hari (BPH), atau 96 persen dari target APBN sebesar 605 ribu BPH.

Sementara itu, lifting gas bumi sudah melampaui target dengan capaian 120 persen, yaitu sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari.

Capaian ini menjadi sinyal positif bagi penguatan energi nasional sebagai fondasi pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan.

Penulis :
Balian Godfrey