
Pantau - Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengajak pemerintah daerah dan pilar sosial di Lumajang untuk menguatkan pemberdayaan keluarga penerima manfaat (KPM) agar lebih mandiri dan tidak terus bergantung pada bantuan sosial (bansos).
Dorongan Pemberdayaan di Era Presiden Prabowo
Dalam dialog dengan 294 pilar sosial di Pendapa Arya Wiraraja, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menegaskan pentingnya pemberdayaan sebagai solusi jangka panjang bagi KPM.
"Bansos itu sementara, berdaya selamanya. Maka di era Presiden Prabowo, aspek pemberdayaan kami perkuat agar masyarakat tidak hanya bertahan hidup, tapi bisa mandiri," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa arah kebijakan nasional saat ini mengalami pergeseran paradigma dari sekadar perlindungan sosial menuju pemberdayaan, yang menjadi dasar dibentuknya Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat oleh Presiden Prabowo.
"Tujuannya jelas agar bansos dan pemberdayaan berjalan seimbang. Jangan sampai KPM larut menikmati bantuan, tapi semangat bangkitnya hilang, sehingga kami juga mengajak pemerintah daerah Lumajang untuk fokus pada program-program pemberdayaan yang berbasis data," tambahnya.
Potensi Lokal Jadi Kunci, Data Jadi Fondasi
Gus Ipul menyebut ketepatan data sebagai faktor krusial dalam keberhasilan intervensi sosial.
Ia menekankan pentingnya penggunaan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) dalam semua program.
"Semua intervensi harus berbasis DTSEN. Jangan hanya berdasarkan katanya camat atau kepala desa. Kalau datanya belum tepat, perbaiki. Tapi jangan abaikan DTSEN. Itu tolong betul-betul dijaga. Ibu Bupati dan Pak Sekda adalah penentu akurasi data di daerah," tegasnya.
Salah satu model pemberdayaan yang diperkenalkan Gus Ipul adalah pemanfaatan potensi lokal berupa pelepah pisang menjadi produk kertas bernilai ekonomi tinggi.
"Lumajang itu sentra pisang, maka sangat cocok dikembangkan model pemberdayaan berbasis pelepah pisang," katanya.
Gagasan tersebut disambut baik oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar.
"Kehadiran Gus Ipul hari ini bukan cuma membawa semangat, tapi juga solusi. Beliau datang membawa alat, pelatihan, bahkan pembeli produknya sudah disiapkan. Itu langkah konkrit dan pasarnya disiapkan, lalu orangnya dilatih dan dibantu," ucap Indah.
Sebagai tindak lanjut, Kemensos akan melatih warga dari Desa Ranuyoso (Kecamatan Ranuyoso) dan Desa Klanting (Kecamatan Sukodono) untuk mengolah pelepah pisang menjadi produk yang memiliki nilai jual.
Indah menyebut bahwa Lumajang memiliki lebih dari 6.000 hektare lahan pohon pisang, yang tersebar dari Kecamatan Senduro, Pasirian, hingga Tempursari, termasuk lahan milik Perhutani.
"Kami mendukung penuh upaya graduasi KPM Program Keluarga Harapan (PKH). Satu anak KPM dari Desa Ranuyoso telah berhasil lulus sarjana dan tahun ini akan menyusul empat anak KPM lainnya diwisuda. Mudah-mudahan makin banyak KPM yang mandiri dan tidak lagi bergantung pada bansos," tutupnya.
- Penulis :
- Arian Mesa