
Pantau - Ketua Tim Pengawas Haji DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, mengingatkan adanya potensi kericuhan saat puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), menyusul perubahan sistem distribusi jemaah dari berbasis maktab menjadi berbasis syarikah.
Menurut Cucun, sistem baru yang berbasis perusahaan penyedia layanan (syarikah) menyulitkan koordinasi di lapangan karena tidak lagi mengikuti pola kelompok kloter yang telah terbentuk sejak keberangkatan dari Indonesia.
"Ini kan kita sudah sampaikan dari awal dan kita mitigasi mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika proses mendorong jemaah di puncak haji ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina," ujarnya.
DPR Desak Penataan Ulang dan Evaluasi Menyeluruh
DPR RI melalui Timwas Haji telah meminta Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI untuk segera melakukan penataan ulang sistem distribusi jemaah agar tetap mengacu pada sistem kloter dan rombongan.
" Kami sudah undang Dirjen Haji sebagai leader dalam pelaksanaan haji ini. Kita tidak mau ada kericuhan, apalagi jemaah sudah dalam keadaan berihram. Penting bagi pemerintah melakukan negosiasi dan diplomasi dengan pihak terkait agar penempatan dan pergerakan jemaah tidak semrawut," tegas Cucun, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKB.
Ia menambahkan bahwa waktu yang tersisa menjelang puncak haji pada 9 Zulhijah harus dimanfaatkan secara optimal.
"Masih punya waktu beberapa hari lagi menata kembali urutan jemaah ini bisa berangkat ke Arafah, Muzdalifah, Mina ini per kloter, dan sesuai kelompok rombongan yang sudah diatur oleh Kementerian Agama ketika berangkat dari tanah air," katanya.
DPR juga akan mengevaluasi pelaksanaan dari seluruh rekomendasi yang telah disampaikan oleh Timwas Haji sebelumnya.
"Kita ingin melihat sejauh mana yang kita minta ini sudah dilaksanakan atau belum," lanjutnya.
Persiapan Infrastruktur Masih Belum Maksimal
Berdasarkan pantauan Timwas Haji DPR RI hingga Jumat (30/5) siang waktu setempat, sejumlah infrastruktur di kawasan Armuzna masih belum sepenuhnya siap.
Beberapa tenda dan fasilitas sanitasi di Arafah terlihat belum sepenuhnya terpasang, sementara akses jalan dan transportasi ke Muzdalifah dan Mina masih membutuhkan penyesuaian agar dapat mengakomodasi pergerakan jemaah dalam jumlah besar.
Kementerian Agama dan pihak muassasah Arab Saudi dilaporkan sedang melakukan koordinasi intensif untuk menata ulang distribusi jemaah sesuai dengan permintaan delegasi Indonesia.
Langkah ini bertujuan untuk menghindari tumpang tindih dan potensi kepadatan ekstrem di titik-titik kritis selama puncak ibadah haji.
- Penulis :
- Arian Mesa








