HOME  ⁄  Nasional

DSLNG Dapat Apresiasi Atas Komitmen Penuhi Gas Domestik, Alokasikan Lima Kargo untuk PGN di 2025

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

DSLNG Dapat Apresiasi Atas Komitmen Penuhi Gas Domestik, Alokasikan Lima Kargo untuk PGN di 2025
Foto: Komitmen DSLNG dalam pemenuhan gas domestik mendapat apresiasi dari Kementerian ESDM di tengah prioritas ketahanan energi nasional.(Sumber: ANTARA/HO-Tim Tenaga Ahli Menteri ESDM)

Pantau - Tenaga Ahli Menteri ESDM Satya Hangga Yudha Widya Putra mengapresiasi komitmen Kilang Donggi Senoro LNG (DSLNG) dalam memenuhi kebutuhan gas domestik.

Pada tahun 2024, DSLNG mengalokasikan satu kargo untuk Perusahaan Gas Negara (PGN), sedangkan pada tahun 2025 meningkat menjadi lima kargo untuk pasar domestik.

Peningkatan alokasi ini dinilai sebagai bentuk dukungan nyata DSLNG terhadap ketahanan energi nasional.

Hangga berharap DSLNG terus memenuhi kebutuhan gas domestik dengan harga yang disepakati bersama pembeli dalam negeri.

Kunjungan ke DSLNG dan Strategi Pemanfaatan Gas untuk Pertumbuhan Ekonomi

Kunjungan kerja dilakukan ke Kilang DSLNG di Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah, pada Selasa, 27 Mei 2025, bertepatan dengan 10 tahun beroperasinya DSLNG sebagai kilang LNG keempat di Indonesia.

Hangga ingin memastikan langsung komitmen DSLNG dalam menyediakan pasokan energi yang aman dan stabil.

Presiden Direktur DSLNG Yuichi Sakaguchi menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen mengalokasikan lima kargo LNG untuk domestik di tahun 2025.

Ia juga menekankan pentingnya arahan dari Kementerian ESDM dan menyambut baik diskusi langsung mengenai operasional kilang energi.

DSLNG dimiliki oleh konsorsium Mitsubishi, Kogas, Pertamina, dan Medco, dengan pasokan gas berasal dari Lapangan Senoro-Toili dan Matindok.

Sejak 2015, DSLNG telah berkomitmen pada permintaan ekspor LNG, namun kini mulai memperkuat kontribusinya untuk pasar domestik.

Hangga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memprioritaskan pemenuhan energi domestik untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2029.

Saat ini, Indonesia masih mengimpor sekitar 1 juta barel minyak per hari dari konsumsi 1,6 juta barel per hari karena produksi hanya mencapai 600 ribu barel per hari.

Sebaliknya, Indonesia memiliki surplus gas sebesar 2.000 MMSCFD dari total produksi 6.500 MMSCFD dan konsumsi 4.500 MMSCFD.

Meskipun demikian, Indonesia masih mengimpor 70 persen kebutuhan LPG.

Hangga menegaskan bahwa gas merupakan bahan bakar fosil paling bersih dan menjadi elemen penting dalam transisi energi nasional yang masih bergantung pada batu bara.

Penulis :
Balian Godfrey