
Pantau - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa layanan bedah jantung terbuka yang seluruh biayanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan dapat berkelanjutan apabila didukung oleh tata kelola rumah sakit yang baik.
Layanan tersebut kini juga telah tersedia di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe, Gorontalo, menjadikan Gorontalo sebagai provinsi ke-30 yang mampu menyelenggarakan layanan bedah jantung terbuka dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Manajemen RS Jadi Kunci Keberlanjutan Layanan
Menurut Budi Gunadi, anggapan bahwa layanan jantung tidak menguntungkan dalam skema BPJS tidak sepenuhnya benar.
"Soal rugi atau tidak rugi, itu tergantung tata kelola manajemen rumah sakit. Kalau tata kelolanya baik, secara hitungan BPJS itu cukup," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa rumah sakit daerah seharusnya mampu mandiri secara finansial dengan mengandalkan pendapatan dari layanan JKN tanpa terus bergantung pada subsidi pemerintah daerah.
"Rumah sakit itu seharusnya bisa hidup dari BPJS. Kalau tata kelolanya benar, tidak perlu minta-minta ke gubernur atau wali kota. Masalahnya sering kali ada di manajemen, bukan di BPJS-nya," ia mengungkapkan.
Langkah pengembangan layanan ini juga menjadi bagian dari upaya pemerataan layanan kesehatan, khususnya di luar Pulau Jawa.
Pemerataan Layanan Jantung dan Target Nasional
Selain bedah jantung terbuka, Menkes menekankan pentingnya pemerataan layanan kateterisasi jantung atau pemasangan ring.
Kateterisasi dinilai sebagai tindakan penyelamatan nyawa yang paling cepat dan efektif, terutama dalam enam jam pertama setelah serangan jantung.
Saat ini, layanan tersebut telah tersedia di 113 kabupaten/kota.
Pemerintah menargetkan pada tahun 2027, seluruh 514 kabupaten/kota di Indonesia memiliki fasilitas kateterisasi jantung.
Dukungan pemerintah pusat diwujudkan melalui penyediaan alat kesehatan bernilai puluhan miliar rupiah untuk rumah sakit yang memenuhi syarat.
Namun, keberlanjutan layanan jantung tidak hanya ditentukan oleh alat dan biaya.
"Alatnya mahal dan ditanggung negara, tetapi tidak ada artinya kalau dokternya tidak dijaga. Saya titip kepada pemerintah daerah agar dokter-dokter spesialis yang bertugas di Gorontalo dirawat dengan baik supaya layanan ini bisa berjalan terus," katanya.
Keberhasilan Gorontalo dalam menyediakan layanan bedah jantung diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memperkuat layanan kesehatan berbasis BPJS yang lebih dekat, cepat, dan berkelanjutan bagi masyarakat.
- Penulis :
- Shila Glorya
- Editor :
- Tria Dianti







