Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Indonesia Gandeng Essity untuk Perkuat Pengendalian Resistensi Antimikroba dan Dukung Transformasi Kesehatan

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Indonesia Gandeng Essity untuk Perkuat Pengendalian Resistensi Antimikroba dan Dukung Transformasi Kesehatan
Foto: Kemenkes dan Essity jalin kemitraan strategis untuk lawan resistensi antimikroba, dorong transformasi sistem kesehatan nasional(Sumber: ANTARA/HO-Essity).

Pantau - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan global asal Swedia, Essity, untuk memperkuat upaya nasional dalam mengendalikan resistensi antimikroba (antimicrobial resistance/AMR).

Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Swedia di bidang kesehatan.

Direktur Bisnis Essity untuk Asia Tengah dan Timur, Danny Cho, menyatakan bahwa resistensi antimikroba adalah salah satu tantangan kesehatan global paling mendesak.

"Kondisi ini melemahkan efektivitas pengobatan modern dan meningkatkan angka kematian akibat infeksi yang sebelumnya dapat disembuhkan. Sebagai negara dengan populasi terbesar ke empat di dunia, Indonesia berada di garis depan dalam menangani isu ini."

Fokus Kampanye, Edukasi, dan Manajemen Luka Berbasis Bukti

Melalui nota kesepahaman yang ditandatangani, kolaborasi mencakup berbagai inisiatif seperti kampanye kesadaran publik, distribusi materi edukasi yang sesuai strategi nasional AMR, pelatihan, dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.

Kerja sama ini juga berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-3: kehidupan sehat dan sejahtera.

Essity turut mendukung penyusunan dan implementasi pedoman nasional terkait pengendalian infeksi serta penggunaan antimikroba yang bertanggung jawab.

Kemitraan ini akan mendorong pertukaran ilmu pengetahuan dan penerapan solusi manajemen luka berbasis bukti di fasilitas layanan kesehatan di Indonesia.

Teknologi Sorbact, yang dikembangkan oleh Essity, menjadi salah satu inovasi kunci.

Teknologi ini merupakan solusi perawatan luka tanpa kandungan antimikroba, bekerja dengan cara mengikat dan menghilangkan bakteri melalui interaksi hidrofobik.

Essity mencatat bahwa teknologi Sorbact telah berhasil menurunkan tingkat infeksi dan penggunaan antibiotik di berbagai fasilitas kesehatan di Eropa dan Asia.

Komitmen Internasional dan Dukungan Keberlanjutan

Sejak tahun 2023, Essity menjadi bagian dari Kelompok Ahli United Nations Foundation untuk Penanggulangan Resistensi Antimikroba.

Essity juga merupakan anggota dari Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP), yang berfokus pada transformasi kesehatan Indonesia melalui investasi bertanggung jawab, alih teknologi, dan transfer pengetahuan.

Essity menekankan bahwa penanggulangan AMR memerlukan kolaborasi, inovasi, dan komitmen berkelanjutan.

Harapannya, kolaborasi antara Kemenkes dan Essity dapat membawa perubahan nyata menuju sistem layanan kesehatan yang lebih tangguh dan berkelanjutan di Indonesia.

Penulis :
Balian Godfrey