
Pantau - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN meluncurkan Program Lansia Entrepreneur guna memfasilitasi lansia yang masih menjadi tulang punggung keluarga di tengah meningkatnya angka harapan hidup.
Kepala BKKBN, Wihaji, menyatakan bahwa program ini dirancang agar lansia tetap mandiri dan produktif meskipun telah memasuki usia 60 tahun ke atas.
Program ini menjadi salah satu fokus dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2025, di mana Wihaji turut mengunjungi stan kreasi warga lansia di Cempaka Putih dan membeli produk hasil karya mereka seperti tas dari bungkus kopi dan plastik daur ulang.
Lansia Entrepreneur akan dilaksanakan bersama Kementerian Ketenagakerjaan dengan sasaran utama penduduk berusia 60–65 tahun yang masih aktif dan mampu menjalankan usaha kecil.
Tujuan utama program ini adalah membuka peluang kegiatan produktif dan sumber pendapatan di usia lanjut.
Wihaji menekankan bahwa lansia jangan dianggap tidak berdaya karena banyak dari mereka yang tetap semangat dan aktif berkegiatan.
Ia mencontohkan negara maju seperti Singapura yang menunjukkan bahwa lansia tetap bisa berkontribusi aktif dalam masyarakat.
Saat ini, 11,7 persen dari total penduduk Indonesia tergolong lansia dan diproyeksikan meningkat menjadi 20 persen pada 2045.
Sekretaris Daerah Provinsi Jakarta, Marullah Matali, menyebutkan jumlah lansia di Jakarta mencapai 759.251 jiwa dari total 7,3 juta penduduk.
Peningkatan populasi lansia mendorong perlunya berbagai program pemberdayaan, salah satunya Bina Keluarga Lansia (BKL) dari Dinas PPAPP DKI Jakarta.
Program BKL menjadi cikal bakal pembentukan sekolah lansia dan bertujuan mencetak lansia tangguh melalui tujuh dimensi pemberdayaan: fisik, emosional, sosial, intelektual, spiritual, profesional, vokasional, dan lingkungan.
Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap lansia di Indonesia, khususnya Jakarta, dapat hidup lebih bahagia, sehat, dan sejahtera.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Tria Dianti