
Pantau - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan kesiapan untuk melanjutkan dialog dengan Amerika Serikat, selama pembicaraan tidak mengharuskan Korea Utara meninggalkan program senjata nuklirnya.
"Tidak ada alasan" bagi Korea Utara dan Amerika Serikat untuk menghindari dialog jika Washington menginginkan hidup berdampingan secara damai, ujar Kim dalam pidatonya di hadapan Majelis Rakyat Tertinggi, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Pidato tersebut disampaikan dalam sidang legislatif yang berlangsung di Aula Pertemuan Mansudae selama akhir pekan.
Korea Utara Tolak Tukar Nuklir dengan Pencabutan Sanksi
Dalam pernyataannya, Kim Jong Un menegaskan bahwa negaranya tidak akan pernah meninggalkan senjata nuklir, sekaligus menolak gagasan pertukaran program nuklir dengan pencabutan sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ini menjadi pernyataan publik pertama Kim Jong Un terkait arah hubungan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejak Trump kembali menjabat pada Januari 2025.
Sebelumnya, Presiden Trump telah menyampaikan keinginannya untuk kembali bertemu dengan Kim pada tahun ini.
Pada bulan Juli 2025, saudari Kim Jong Un, Kim Yo Jong, juga menyatakan bahwa Amerika Serikat harus mengakui Korea Utara sebagai negara bersenjata nuklir jika ingin melanjutkan hubungan bilateral.
Sikap terbaru dari Pyongyang ini menandakan perubahan posisi diplomatik, di mana denuklirisasi tidak lagi dipandang sebagai prasyarat negosiasi.
Sebaliknya, Korea Utara kini menuntut pengakuan atas status nuklir mereka sebagai dasar utama dalam membangun kembali hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti