
Pantau - Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap praktik penjualan sapi glonggongan menjelang Idul Adha 1446 Hijriah yang dinilai menyalahi syariat Islam.
Sapi glonggongan adalah hewan yang dipaksa minum air dalam jumlah banyak agar bobotnya naik secara instan, sehingga tampak lebih besar dan bernilai jual tinggi.
Sumanto meminta para pedagang tidak melakukan praktik ini karena bertentangan dengan prinsip pengorbanan yang tulus dalam Islam.
Ia juga mengimbau Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah untuk aktif memantau penjualan hewan kurban di pasar-pasar.
Berdasarkan laporan sementara, belum ditemukan kasus sapi glonggongan di wilayah Jateng, namun kewaspadaan tetap diperlukan.
Ciri Sapi Glonggongan dan Imbauan untuk Peternak serta Panitia Kurban
Sumanto menjelaskan bahwa sapi glonggongan bisa dikenali dari perut yang membesar tidak normal, air keluar dari mulut dan hidung, daging meneteskan air saat disembelih, serta lebih cepat membusuk.
Ia menegaskan penyembelihan hewan kurban harus dilakukan sesuai syariat, dengan memilih hewan yang sehat dan terbebas dari penyakit, termasuk kekhawatiran atas wabah PMK yang sempat merebak.
Pemerintah daerah diminta untuk melakukan edukasi kepada masyarakat dan menugaskan petugas dinas untuk mengecek lapangan secara langsung.
Sumanto juga mengimbau panitia kurban untuk membeli hewan dari sumber resmi, serta melibatkan jagal berpengalaman dalam proses penyembelihan agar tidak terjadi insiden hewan kurban lepas seperti tahun-tahun sebelumnya.
Ia berharap momen Idul Adha menjadi sarana meningkatkan empati kepada masyarakat kurang mampu sekaligus menggerakkan roda ekonomi rakyat.
Ketua Komisi A DPRD Jateng, Imam Teguh Purnomo, menambahkan bahwa banyak warga Jateng yang menggantungkan hidup dari peternakan.
Menurut Imam, hasil penjualan hewan kurban adalah buah dari tabungan para peternak selama setahun penuh.
Setelah Idul Adha, mereka akan membeli bibit hewan baru untuk dibesarkan kembali sebagai bagian dari siklus ekonomi.
Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu sentra peternakan nasional dan kerap menyuplai hewan kurban ke provinsi lain.
- Penulis :
- Balian Godfrey