
Pantau - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Prof. Arif Satria, menyampaikan pandangan reflektif dalam konferensi pers daring terkait penyelenggaraan ibadah haji 2025.
Arif menekankan pentingnya memaknai kembali simbol-simbol dalam ibadah haji, terutama ritual sa’i antara Bukit Sofa dan Marwah, yang menurutnya sarat pelajaran spiritual dan intelektual.
Ia menyebut bahwa perjalanan Siti Hajar dalam mencari air bagi putranya Nabi Ismail menyimpan pesan kuat tentang perjuangan, kasih sayang, kesabaran, dan ketangguhan.
Arif menyatakan "Siti Hajar tidak pasrah atau lemah dalam menghadapi ketidakpastian, tapi menunjukkan energi besar melalui tawakal, ikhlas, dan sabar".
Ia menegaskan bahwa kesabaran dan tawakal bukanlah sikap pasif, melainkan elemen penting—seperti baterai—dalam perjuangan hidup yang aktif dan penuh harapan.
Selain nilai spiritual, Arif juga menyoroti pentingnya kerja keras dan kualitas kerja dalam kehidupan umat Islam.
Ia mengaitkan makna simbolik dari Sofa dan Marwah dengan turunnya ayat tentang ulul albab dalam Al-Qur’an, yaitu sosok yang mampu menyeimbangkan antara zikir dan pikir.
Menurutnya, ulul albab adalah pribadi yang menyadari bahwa tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia, dan mampu merespons dunia dengan kesadaran spiritual dan intelektual.
Ia menyatakan bahwa bukit Sofa dan Marwah yang tandus bukanlah ruang kosong, melainkan bukti kebersamaan Allah dengan manusia di tengah keterbatasan dan ikhtiar.
Arif menekankan bahwa ilmu pengetahuan merupakan instrumen vital untuk memahami, mengelola, dan mengembangkan rahasia ciptaan Tuhan.
Ia menyampaikan bahwa peradaban masa depan umat Islam harus dibangun di atas fondasi hati yang bersih, iman yang kokoh, dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Di akhir pernyataannya, Arif mengungkapkan mimpi besar agar Indonesia menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur melalui perpaduan kekuatan hati, zikir, dan pikir.
- Penulis :
- Balian Godfrey