HOME  ⁄  Nasional

Pertambangan Jadi Pilar Utama Energi Terbarukan, Pemerintah Dorong Strategi Berkelanjutan

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Pertambangan Jadi Pilar Utama Energi Terbarukan, Pemerintah Dorong Strategi Berkelanjutan
Foto: Transisi Energi Hijau Butuh Dukungan Strategis dari Sektor Pertambangan(Sumber: ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Pantau - Pemerintah menegaskan pentingnya peran sektor pertambangan dalam mendukung transisi energi hijau, terutama dalam penyediaan mineral untuk teknologi energi terbarukan seperti baterai dan turbin angin.

Herry Permana, perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, menyatakan bahwa mineral logam primer dan batu bara masih sangat dibutuhkan dalam mendukung teknologi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik (electric vehicle/EV), panel surya, hingga turbin angin.

"Pertambangan memiliki peran penting dalam mendukung transisi energi, terutama karena mineral dibutuhkan untuk energi terbarukan seperti baterai dan turbin angin," ujar Herry dalam gelaran Indonesia Miner Conference & Exhibition 2025 di Jakarta.

Kebijakan Komprehensif dan Kolaborasi Ditekankan

Untuk menjaga keseimbangan antara transisi energi dan pertumbuhan sektor tambang, diperlukan strategi yang tepat dan kebijakan yang menyeluruh.

"Diperlukan kebijakan dan strategi yang komprehensif dan mudah dilaksanakan bagi sistem pengelolaan pertambangan dan industri dari hulu sampai hilir," katanya menegaskan.

Pertambangan juga berkontribusi besar dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada tahun 2028 hingga 2029.

Kontribusi sektor ini terlihat dalam penerimaan negara bukan pajak (PNBP), devisa hasil ekspor (DHE), investasi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan infrastruktur, ekonomi daerah, hingga pembangunan sumber daya manusia.

Pemerintah juga menekankan bahwa pertambangan harus dijalankan secara berkelanjutan, ramah lingkungan, dan sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) serta Environmental, Social, and Governance (ESG).

"Perlu terus didukung oleh kolaborasi multiheliks yaitu dari pemerintah, badan usaha, masyarakat, akademisi, asosiasi, dan media," tambah Herry.

Ia menekankan bahwa optimalisasi kerja sama antar pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Gelaran Indonesia Miner Conference & Exhibition 2025 yang berlangsung pada 10–12 Juni di Jakarta menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antar pelaku industri pertambangan nasional dan internasional.

Penulis :
Balian Godfrey