Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Infrastruktur KA Sulsel Butuh Percepatan untuk Optimalkan Manfaat Ekonomi dan Transportasi

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Infrastruktur KA Sulsel Butuh Percepatan untuk Optimalkan Manfaat Ekonomi dan Transportasi
Foto: Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono (tengah) didampingi Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulsel Deby Hospital (kiri) dan Manager KAI Makassar-Parepare Widhiasukma Dananjaya (kanan) menjawab pertanyaan wartawan di sela meninjau progres kereta api, di Stasiun Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (sumber: ANTARA/Darwin Fatir)

Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, meninjau perkembangan infrastruktur kereta api (KA) di Stasiun Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dan menyoroti belum tuntasnya jalur KA Makassar-Parepare yang baru melayani rute dari Maros ke Barru.

Bambang menjelaskan bahwa saat ini Stasiun Mandai berfungsi sebagai stasiun transit, dan jalur KA Makassar-Parepare belum sepenuhnya selesai dibangun.

"Ini salah satu stasiun transit yah. Sebenarnya ini adalah stasiun untuk menghubungkan antara Makassar ke Parepare. Di mana saat ini, kereta api rute Makassar-Parepare masih belum tuntas, belum selesai"

Ia menekankan pentingnya penyelesaian proyek tersebut agar KA Makassar-Parepare dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.

"Ini yang kita sangat harapkan. Sehingga kereta api Makassar-Parepare ini betul-betul bisa bermanfaat untuk kepentingan masyarakat. Jadi, kita sangat mengharapkan dituntaskan, karena jumlah penduduk di Sulsel ini sangat besar dan mobilitasnya juga sangat tinggi"

Potensi Ekonomi dan Transportasi Massal di Sulsel

Informasi dari pihak pengelola menyebutkan bahwa saat ini KA hanya melayani rute dari Stasiun Mandai di Maros hingga Stasiun Karongkong di Barru, dan telah menjadi salah satu destinasi wisata transportasi antarwilayah.

Bambang menilai bahwa pembangunan jalur ini tidak hanya penting untuk penumpang, tetapi juga sangat potensial mendukung pengiriman barang antardaerah dan mendorong roda perekonomian.

Menurutnya, jika jalur KA Makassar-Parepare rampung, maka sektor jasa transportasi dan perdagangan akan tumbuh signifikan.

Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) telah menganggarkan pembangunan rel sepanjang 14 kilometer dari Stasiun Mandai ke Makassar New Port (MNP), tetapi progresnya tahun ini terkendala efisiensi anggaran.

Meski demikian, Bambang tetap mendorong agar proyek ini dilanjutkan dan segera diselesaikan.

"Jadi, Makassar ini sebagai hub, jalur udara maupun pelabuhan laut. Ini barang-barang yang ada (dari daerah), mesti menuju tempat kawasan industri dan pelabuhan atau sebaliknya. Jadi dibutuhkan kereta transportasi logistik maupun penumpang secara massal"

Ia juga menekankan perlunya pengembangan jaringan KA hingga ke wilayah Sulawesi Tengah dan Tenggara untuk mendukung kepentingan masyarakat dan distribusi barang.

"Jadi, ini yang perlu segera dibenahi. Agar kereta api di Sulawesi Selatan ini, atau kalau perlu sampai Sulteng maupun sampai Sultra itu bisa terealisasi dengan baik, dan bisa bermanfaat bagi kepentingan masyarakat, orang maupun barang"

Ketika ditanya soal anggaran, ia menyebut bahwa hal tersebut menjadi ranah komisi lain, namun Komisi VII tetap memiliki perhatian terhadap perkembangan transportasi massal dan logistik di Sulawesi Selatan.

"Kita mengharapkan adanya transportasi massal logistik ini. Biaya logistik itu juga akan menjadi lebih murah. Sudah seharusnya pemerintah bisa merealisasikan untuk menuntaskan rel kereta ini, baik itu sampai ke Makassar New Port, maupun ke kawasan industri yang ada di wilayah ini"

Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulsel, Deby Hospital, juga menegaskan komitmen DJKA dalam membangun transportasi di luar Pulau Jawa.

“Ke depannya memang yang paling dekat itu di kami adalah menyambungkannya, mengintegrasikannya jalur KA dengan Pelabuhan Makassar New Port. Dapat kami sampaikan progres pengadaan tanah sudah 70 persen, mudah-mudahan bisa segera dirampungkan”

Penulis :
Arian Mesa