Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Enam Desa di Jepara Terancam Tenggelam Akibat Abrasi, Pemkab Desak Penanganan Segera

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Enam Desa di Jepara Terancam Tenggelam Akibat Abrasi, Pemkab Desak Penanganan Segera
Foto: Bupati Jepara Witiarso Utomo meninjau kondisi terkini daerah yang terkena abrasi (sumber: Pemkab Jepara)

Pantau - Enam desa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dinyatakan rawan tenggelam akibat abrasi pantai yang semakin parah dari tahun ke tahun.

Bupati Jepara, Witiarso Utomo, mengungkapkan hal tersebut dalam program "Ngantor di Desa" yang digelar di Desa Menganti, Kecamatan Kedung, Jepara.

"Fokus kita yang utama lewat program 'Ngantor di Desa' kali ini yakni abrasi. Desa Tanggul Tlare dan Bulak Baru berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan berpotensi hilang," ungkapnya.

Enam Desa dalam Kondisi Mengkhawatirkan

Adapun enam desa yang terancam adalah Desa Tanggultlare, Kalianyar, Panggung, Bulak Baru, Kedungmalang, dan Surodadi.

Abrasi disebut terus menggerus daratan dan mengancam eksistensi desa-desa pesisir tersebut, terutama Dukuh Tlare di Desa Tanggultlare yang saat ini hanya berjarak sekitar 200 meter dari bibir pantai.

Pemerintah Kabupaten Jepara berencana melaporkan kondisi ini ke pemerintah pusat agar mendapatkan perhatian khusus.

"Kami butuh sabuk pengaman pantai agar dua desa ini tidak hilang," ujarnya menegaskan urgensi penanganan.

Usulan Tanggul Laut dan Harapan Warga

Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembangunan sea wall atau tanggul laut untuk menahan laju abrasi.

"Mudah-mudahan segera masuk dan direalisasikan oleh pemerintah pusat. Estimasi anggaran masih kita hitung, mungkin satu hingga dua minggu ke depan sudah ada angka pastinya," jelas Witiarso.

Kepala Desa Tanggultlare, Kosnadi, turut menyampaikan bahwa abrasi telah menjadi persoalan sejak tahun 1988.

"Abrasi mulai terasa sejak tahun 1988. Dahulu ada dukuh yang berjarak 2 kilometer dari bibir pantai, namun kini sudah terkena abrasi dan direlokasi. Waktu itu sekitar 150 keluarga dipindahkan," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa kini jarak dukuh terdekat dari pantai tinggal 200 meter.

"Tanggultlare dihuni 250 keluarga dengan total 750 jiwa. Kami berharap ada penanganan khusus seperti pembangunan pagar pantai atau pemecah gelombang agar abrasi bisa dikendalikan," ujarnya berharap.

Penulis :
Arian Mesa