Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Tamsil Linrung: Program Makan Bergizi Gratis Dorong Ketahanan Sosial dan Ekonomi Lokal

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Tamsil Linrung: Program Makan Bergizi Gratis Dorong Ketahanan Sosial dan Ekonomi Lokal
Foto: Tamsil Linrung: Program Makan Bergizi Gratis Dorong Ketahanan Sosial dan Ekonomi Lokal(Sumber: ANTARA/HO-DPD)

Pantau - Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan langkah konkret dalam mewujudkan pembangunan daerah yang inklusif dan pemenuhan gizi rakyat, khususnya di wilayah rentan dan pelosok Indonesia.

MBG Bukan Sekadar Nutrisi, Tapi Penggerak Ekonomi dan Gotong Royong

Pernyataan tersebut disampaikan Tamsil saat meninjau operasional Dapur MBG di SPPG Pesantren Mandiri Makassar, Sulawesi Selatan.

Ia menyebut MBG sebagai program strategis yang perlu didorong bersama karena mampu memberikan dampak positif di berbagai bidang.

MBG dinilai berperan dalam memastikan keadilan gizi bagi masyarakat rentan, memperkuat ketahanan sosial, menggerakkan ekonomi lokal, serta memupuk semangat gotong royong.

"MBG bukan hanya tentang nutrisi, tetapi juga membangun fondasi sosial yang kuat dan menciptakan lapangan kerja, serta menghidupkan sektor riil," ujar Tamsil.

Ia juga menilai pendekatan padat karya dalam MBG telah memberdayakan tenaga kerja lokal, petani, dan pelaku UMKM sebagai bagian dari rantai pasok pangan.

Tamsil memuji kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat yang tergambar dalam pelaksanaan dapur-dapur MBG sebagai bentuk konkret praktik gotong royong nasional.

Pesantren Punya Peran Kunci, DPD Siap Kawal Keberhasilan MBG

Ia menyatakan dukungannya terhadap komitmen Presiden Prabowo Subianto yang menjadikan MBG sebagai program prioritas nasional.

DPD RI, menurutnya, juga berkomitmen untuk mengawal keberhasilan implementasi MBG, khususnya di daerah-daerah yang menghadapi tantangan dalam pemenuhan gizi.

Program ini dinilai relevan dalam mengurangi beban hidup masyarakat serta memperkuat ketahanan pangan lokal melalui pengelolaan dapur komunitas.

Tamsil menekankan pentingnya peran lembaga pendidikan dan pesantren dalam mendukung MBG karena memiliki jaringan sosial dan kepercayaan publik yang kuat.

"Pesantren bukan hanya tempat belajar agama. Ia pusat keteladanan sosial. Ketika dapur MBG hadir di pesantren, maka kita sedang mengintegrasikan keimanan dengan kerja-kerja kerakyatan," ujarnya.

Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis komunitas, MBG diharapkan menjadi model pembangunan sosial-ekonomi yang memberdayakan dari bawah dan memperkuat solidaritas nasional.

Penulis :
Balian Godfrey