
Pantau - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong kemudahan akses informasi geospasial melalui kerja sama lintas sektor dan pengembangan ekosistem marketplace data geospasial yang terbuka dan kolaboratif.
Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN, Rokhis Khomarudin, menjelaskan bahwa saat ini pertumbuhan data geospasial global sangat pesat, baik yang bersifat gratis maupun berbayar.
“Hal ini memunculkan suatu paradigma baru dalam bertransaksi dan berinteraksi dengan data geospasial dan produk-produk turunannya, sehingga muncul istilah marketplace data dan informasi geospasial,” ujarnya.
Marketplace Geospasial Buka Akses Luas dan Efisien
Model marketplace ini memungkinkan penyedia dan pengguna data untuk berinteraksi langsung dalam ekosistem yang berbasis pada kebutuhan dan ketersediaan data.
Rokhis menyebut bahwa geoinformatika telah digunakan di berbagai sektor penting, antara lain pertanian, kehutanan, perencanaan kota, penanggulangan bencana, hingga kelautan.
“Kebutuhan terhadap akses data geospasial yang mudah, cepat, dan akurat pun semakin meningkat,” jelasnya.
Model ini dinilai mampu membuka akses data spasial secara efisien tanpa harus mengandalkan infrastruktur mahal seperti satelit atau pusat data besar.
“Model marketplace ini membuka peluang kolaborasi baru lintas sektor, mendorong inovasi, serta memperluas pemanfaatan geoinformatika untuk mengatasi tantangan lokal maupun global,” tambahnya.
Kolaborasi dan Inovasi untuk Pembangunan Berbasis Data
BRIN menegaskan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan serta pertukaran pengetahuan dalam membangun ekosistem teknologi geospasial yang solid.
Melalui pendekatan ini, BRIN berharap geoinformatika dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap pembangunan nasional berbasis data dan informasi yang presisi.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf