Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Targetkan Implementasi Biodiesel B50 pada 2026, Kajian Percepatan Terus Dilakukan

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pemerintah Targetkan Implementasi Biodiesel B50 pada 2026, Kajian Percepatan Terus Dilakukan
Foto: Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung ditemui di Lapangan Banyu Urip, Bojonegoro, Jawa Timur (sumber: ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

Pantau - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa implementasi biodiesel 50 persen atau B50 tetap sesuai rencana dan akan dimulai pada tahun 2026.

Evaluasi dan Potensi Percepatan Implementasi

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan biodiesel 40 persen (B40) yang telah berjalan.

"Ini kan kita lagi evaluasi, dan juga rencana kita akan implementasi B50 tahun depan, tahun 2026," ungkapnya.

Selain itu, ia juga menyebut bahwa sedang dilakukan kajian kemungkinan percepatan implementasi B50.

Percepatan tersebut mempertimbangkan dua faktor utama, yakni kesiapan suplai minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan kesiapan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BUBBN).

"Jadi ini kan kapasitas BUBBN-nya ini kan juga terbatas. Jadi ya kita juga berusaha untuk meningkatkan produksi FAME-nya. Jadi kan harus inline antara FAME dengan program B50, kalau dimungkinkan dipercepat, ya kami akan lakukan percepatan untuk implementasi B50," ia menjelaskan.

Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan suplai bahan bakar nabati, khususnya Fatty Acid Methyl Ester (FAME), yang merupakan komponen utama dalam produksi biodiesel.

Dampak Global dan Strategi Pemenuhan CPO

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan bahwa implementasi B50 akan berdampak pada pasar global, terutama harga CPO dunia.

"Kami ekspor tahun lalu 26 juta ton (CPO). Kalau kami cabut 5 juta ton, berarti tinggal 21 juta ton. Harganya naik apa turun? Ya, naik," ungkapnya.

Pemerintah memproyeksikan kebutuhan CPO untuk program B50 mencapai 5,3 juta ton, yang akan diambil dari pengalihan sebagian ekspor CPO Indonesia.

Dengan menguasai sekitar 65,94 persen pangsa pasar CPO dunia, Amran meyakini bahwa penarikan ekspor sebesar 5,3 juta ton akan mendorong kenaikan harga CPO di pasar internasional.

B50 sendiri merupakan bahan bakar campuran 50 persen biodiesel dan 50 persen solar konvensional, yang dinilai strategis dalam upaya transisi energi bersih.

Saat ini pemerintah terus mengkaji langkah terbaik dalam merealisasikan program B50, baik sesuai jadwal pada 2026 maupun kemungkinan percepatan jika semua aspek teknis dan pasokan telah siap. 

Penulis :
Arian Mesa