Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Keracunan Massal Siswa SMK di Sumedang, Pemkab Tutup Sementara Dapur MBG dan Lakukan Evaluasi Menyeluruh

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Keracunan Massal Siswa SMK di Sumedang, Pemkab Tutup Sementara Dapur MBG dan Lakukan Evaluasi Menyeluruh
Foto: (Sumber: Situasi para siswa yang menjadi korban keracunan saat dievakuasi ke rumah sakit di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025). (ANTARA/HO-Pemkab Sumedang).)

Pantau - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang memastikan bahwa 70 siswa SMK Widya Nusantara (WIN), Kecamatan Ujungjaya, yang diduga mengalami keracunan akibat makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah mendapatkan penanganan medis secara optimal.

"Semua siswa sudah tertangani. Peralatan medis di Puskesmas Ujungjaya cukup memadai, walaupun kami harus menambah kasur tambahan dan menyiapkan skenario rujukan jika diperlukan," ungkap Wakil Bupati Sumedang, M. Fajar Aldila.

Penanganan Cepat dan Evaluasi Dapur MBG Dimulai

Penanganan darurat dilakukan melalui pemberian infus, penambahan kasur lapangan, serta koordinasi dengan RSUD Sumedang dan rumah sakit di Majalengka sebagai langkah antisipasi jika diperlukan rujukan.

Seluruh siswa yang terdampak dilaporkan telah membaik setelah menjalani perawatan intensif sejak insiden keracunan terjadi pada Kamis, 25 September 2025.

Pemkab Sumedang langsung menutup sementara dapur MBG yang menjadi sumber dugaan keracunan, dan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses penyediaan makanan.

Fajar menyampaikan bahwa proses evaluasi akan mencakup kebersihan dapur, prosedur distribusi makanan, serta waktu penyimpanan makanan sebelum sampai ke siswa.

"Program MBG ini sangat bagus untuk anak-anak, tapi jangan sampai kualitas dan kebersihan makanannya luput dari pengawasan. Ini yang akan kami kaji dan mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang," ujarnya.

Standar Kesehatan Diperketat, Alergi Makanan Jadi Perhatian

Salah satu dugaan awal penyebab insiden adalah makanan yang terlalu lama disimpan sebelum dikirim ke sekolah.

Pemkab juga akan mengevaluasi kemungkinan adanya siswa yang memiliki riwayat alergi terhadap bahan makanan tertentu, terutama makanan laut (seafood) yang digunakan dalam menu olahan seperti dimsum.

" Kami akan memperketat standar, termasuk jumlah maksimal cakupan siswa per penyedia makanan. Yang terpenting kualitas dan higienitas makanannya harus benar-benar dijaga," tegas Fajar.

Ia memastikan bahwa pemantauan lapangan akan terus dilakukan dan regulasi akan diperkuat, agar Program MBG dapat berjalan dengan aman, sehat, dan berkelanjutan.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti