
Pantau - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) akan melakukan evaluasi total terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan pendakian gunung guna meminimalkan risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan pendaki.
Tragedi Juliana Marins Jadi Momentum Evaluasi Keselamatan
Langkah evaluasi ini merupakan respons atas insiden yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), yang dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Lima hari kemudian, Juliana ditemukan meninggal dunia di dasar jurang berbatu sekitar 600 meter di bawah jalur pendakian resmi.
Kepala Basarnas Mohammad Syafi’i menyatakan perlunya evaluasi cepat dan menyeluruh untuk memperkuat kapasitas tim SAR gabungan, termasuk dalam pelatihan lintas sektor.
"Ke depan yang kita mau tingkatkan adalah kemampuan potensi SAR. Kita sudah berjalan, sinergitas di lapangan cukup bagus, tapi perlu kolaborasi lebih baik lagi", ujarnya.
Syafi’i menyebut personel Basarnas telah teruji dalam operasi berskala internasional, dengan pengalaman di berbagai negara seperti Turki dan Myanmar.
"Kemampuan kita standar internasional. Basarnas hadir di kejadian di Turki dan Myanmar, itu menjadi referensi. Setiap lima tahun kita di-currency oleh lembaga PBB, INSARAG", ungkapnya.
Penguatan Infrastruktur dan Kolaborasi Jadi Fokus
Basarnas juga menanggapi usulan pembangunan posko penyimpanan peralatan SAR di jalur-jalur pendakian sebagai bahan evaluasi kebijakan.
Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas kementerian dan lembaga karena keterbatasan personel dan sumber daya.
"Contoh kawasan wisata, itu harus mampu mulai dari komunikasi. Dengan komunikasi kita bisa asesmen potensi bahayanya, menyiapkan personel dan peralatannya. Harapan kita, dengan kemampuan yang terbatas ini bisa saling melengkapi", jelas Syafi’i.
Menanggapi kritik soal lambannya distribusi informasi saat evakuasi Juliana, Basarnas mengakui hal tersebut sebagai bahan introspeksi.
"Kata-kata lambat atau cepat itu tergantung siapa yang melihat. Tapi yang pasti, potensi SAR sudah melaksanakan kegiatan sesuai standar. Kritik itu wajar dan setiap kejadian pasti kita evaluasi", pungkas Syafi’i.
- Penulis :
- Aditya Yohan