
Pantau - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penguatan sumber daya manusia (SDM) ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Indonesia dan Malaysia sebagai langkah strategis mendukung Visi Komunitas ASEAN 2045.
Visi tersebut menargetkan ASEAN menjadi kawasan yang tangguh, inovatif, dinamis, dan berpusat pada masyarakat.
Kepala Pusat Riset Pemerintahan Dalam Negeri BRIN, Mardyanto Wahyu Tryatmoko, menegaskan bahwa kolaborasi Indonesia dan Malaysia diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan kesiapan kawasan dalam menghadapi tantangan global masa depan.
"Kedua negara punya peran dan memiliki tujuan yang sama untuk mendorong terbangunnya iptek dalam kerangka kolaborasi serta pertukaran informasi untuk menciptakan nilai lokal kemandirian," ujarnya.
Selaras dengan Target Indonesia Emas 2045
Mardyanto menjelaskan bahwa penguatan SDM iptek harus menjadi prioritas melalui strategi pemanfaatan teknologi, inovasi, dan pembangunan ekonomi kreatif.
"Iptek memang memungkinkan untuk berpadu dalam strategi. Tidak hanya pada tataran kolaborasi, namun pada aspek pondasi negara yaitu memperkuat SDM yang handal, kompeten, dan mumpuni," katanya.
Ia menyebut Visi Komunitas ASEAN 2045 sejalan dengan visi besar nasional, yakni Indonesia Emas 2045.
Dalam visi tersebut, Indonesia menargetkan status negara maju dengan pendapatan per kapita antara 23.000 hingga 30.300 dolar AS, tingkat kemiskinan turun ke kisaran 0,5–0,8 persen, dan Human Capital Index mencapai 0,73.
Untuk mencapainya, BRIN mendorong penguatan ekosistem riset dan inovasi, kolaborasi antara akademisi dan SDM iptek, serta kemitraan lintas negara.
Melalui kerja sama Indonesia-Malaysia, diharapkan tercapai peningkatan kualitas pendidikan, kapasitas riset dan pengembangan iptek, serta pemanfaatan teknologi digital secara merata.
"Penguatan sumber daya manusia iptek Indonesia-Malaysia menuju ASEAN 2045 akan meningkatkan daya saing kawasan dan mempercepat akselerasi capaian menuju Indonesia Emas 2045," ucap Mardyanto.
- Penulis :
- Aditya Yohan