
Pantau - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan bahwa rencana pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2025–2029 harus diwujudkan dengan tindakan konkret dan kolaboratif.
"Penegasan dalam setiap perencanaan pembangunan sejatinya harus diikuti dengan langkah nyata untuk mewujudkannya," ujarnya dalam keterangan resmi.
Ia menyoroti bahwa peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda merupakan indikator utama dalam membentuk SDM unggul dan berdaya saing ke depan.
Namun, menurutnya, upaya peningkatan kualitas tersebut masih menghadapi banyak tantangan serius, baik dari sisi pendidikan, kesehatan mental, maupun kesetaraan gender.
Tantangan Nyata dan Data Penurunan Kualitas Pendidikan
Lestari mengungkapkan bahwa data terbaru menunjukkan penurunan skor Program for International Student Assessment (PISA) Indonesia tahun 2022 dibandingkan 2018.
Skor membaca turun dari 371 menjadi 359, matematika turun dari 379 menjadi 366, dan sains dari 396 menjadi 383.
Selain itu, tantangan di bidang kesehatan mental remaja juga mengkhawatirkan.
Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS) menunjukkan satu dari tiga remaja mengalami masalah kesehatan mental, dan satu dari dua puluh mengalami gangguan mental.
Ia menilai kondisi ini menunjukkan bahwa tantangan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda tidak semakin mudah, justru makin kompleks.
Dorongan Kolaborasi dan Integrasi Kebijakan
Rerie, sapaan akrab Lestari, menekankan pentingnya integrasi kebijakan lintas sektor seperti pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi dalam membentuk SDM yang unggul.
Ia menyatakan bahwa penyelesaian masalah ini tidak bisa dikerjakan oleh satu pihak saja.
"Upaya menjawab tantangan tersebut memerlukan dukungan dari berbagai pihak terkait untuk menghadirkan solusi tepat," jelasnya.
Lestari juga mendorong terbangunnya kolaborasi yang kuat antara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah agar capaian pembangunan SDM menjadi lebih merata dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap pelaksanaan RPJMN 2025–2029 tidak hanya berhenti pada tataran perencanaan, tetapi mampu menghadirkan generasi muda Indonesia yang tangguh, sehat mental, cakap teknologi, dan adaptif menghadapi tantangan global.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan