Pantau - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan platform digital dalam memperluas Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi masyarakat desa, yang kali ini dilaksanakan di Desa Cipelah, Rancabali, Kabupaten Bandung, pada awal Juli 2025.
133 Warga Ikut Periksa Kesehatan, Kolaborasi Hadirkan Layanan Jemput Bola
Dari total 200 kuota yang disediakan, sebanyak 133 warga Desa Cipelah berpartisipasi dalam program CKG ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Yuli Ernawati, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bukan hanya berisi layanan medis, tetapi juga menyertakan hiburan edukatif dan aktivitas komunitas seperti pertandingan bola, permainan tradisional, hingga pemberian gawang bola untuk anak-anak.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan bisa menjangkau masyarakat secara langsung tanpa harus dilakukan di fasilitas formal.
"Alhamdulillah, hari ini masyarakat sangat antusias menghadiri cek kesehatan gratis. Ini karena sebelumnya sudah diberikan sosialisasi tentang pentingnya deteksi dini", ujar Yuli.
Jarak rumah warga ke fasilitas layanan seperti puskesmas yang mencapai satu kilometer selama ini menjadi kendala, khususnya bagi lansia atau mereka yang memiliki keterbatasan mobilitas.
Dengan konsep jemput bola dan pendekatan terbuka, program ini dinilai mampu menjangkau masyarakat yang jarang atau bahkan belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Pemeriksaan Gratis, Warga Dapat Akses Layanan yang Selama Ini Sulit Dijangkau
Warga yang hadir memanfaatkan layanan cek tekanan darah, pemeriksaan gula darah, hingga konsultasi kesehatan umum secara cuma-cuma.
Desa Cipelah menjadi lokasi ketiga pelaksanaan Program Desa Sejahtera oleh SnackVideo, setelah sebelumnya digelar di Tangerang dan Cianjur.
"Harapannya, kegiatan kolaboratif seperti ini bisa menginspirasi mitra lain untuk memperluas cakupan layanan. Jadi masyarakat bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan, tidak hanya di dalam gedung layanan kesehatan, tapi juga di luar gedung lewat kegiatan seperti ini", tambah Yuli.
Bagi sebagian warga, program ini menjadi peluang langka untuk mengakses layanan medis.
Jana (58), seorang warga yang mengikuti program, mengatakan: "Saya ikut periksa karena nggak punya uang. Ke dokter harus pakai biaya, tapi di sini gratis".
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Jana memiliki kadar gula darah tinggi dan gangguan penglihatan. Ia disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan di puskesmas atau rumah sakit pada 20 Juli mendatang.
Kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta seperti ini dinilai penting untuk mendorong pemerataan layanan kesehatan yang inklusif, berkelanjutan, dan menjangkau masyarakat hingga ke pelosok desa.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
