
Pantau - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan pentingnya komitmen, integritas, dan penghidmatan tinggi sebagai kunci utama untuk menyatukan kehidupan bangsa Indonesia dalam kondisi sosial dan politik yang semakin kompleks.
Nilai Perjuangan dan Keindonesiaan Harus Diwujudkan
Haedar menyampaikan bahwa bangsa ini perlu meneladani semangat para pejuang sebelum dan sesudah kemerdekaan, termasuk figur Jenderal Soedirman.
"Jenderal Soedirman menjadi contoh ideal yang membumi tentang integritas dan pengabdian. Dalam usia muda, beliau menunjukkan kepemimpinan luar biasa dalam Perang Gerilya. Itulah teladan untuk generasi muda hari ini," ujarnya.
Ia menekankan pentingnya menghidupkan nilai-nilai keindonesiaan dalam penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa.
"Warisan nilai itu mahal. Kita harus hidupkan dalam praksis sehari-hari, dipadukan dengan nilai agama dan budaya luhur bangsa," tegasnya.
Menurut Haedar, nilai-nilai Pancasila tidak boleh sekadar dijadikan simbol atau slogan, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan nyata oleh seluruh elemen masyarakat.
Hindari Dua Ekstrem dan Perkuat Kepemimpinan Pemersatu
Haedar juga menekankan perlunya merancang masa depan Indonesia dengan menyinergikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan kekayaan nilai-nilai luhur bangsa.
"Perpaduan antara kemajuan dan nilai adalah kepentingan bersama agar kita bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain," katanya.
Ia memperingatkan bahwa bangsa harus menghindari dua ekstrem: kehilangan nilai karena terlalu mengejar kemajuan, dan stagnasi karena hanya mempertahankan tradisi.
Haedar menyoroti lemahnya penghayatan terhadap nilai perjuangan di kalangan elite bangsa saat ini.
Menurutnya, banyak elite lebih sibuk berebut pengaruh dan kekuasaan dibanding menjadi pemersatu kehidupan bangsa.
"Jadi, tidak heran bila sekarang ada gejala, banyak orang berebut menjadi penentu kehidupan, tidak banyak berebut menjadi pemersatu kehidupan," pungkasnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf