billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Psikiater Ungkap Kecanduan Judi Online Bisa Berakar dari Trauma yang Belum Terselesaikan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Psikiater Ungkap Kecanduan Judi Online Bisa Berakar dari Trauma yang Belum Terselesaikan
Foto: (Sumber: Psikiater dr. Jiemi Ardian Sp.KJ saat ditemui disela peluncuran buku "Pulih dari Trauma" di Gramedia Jalma, Jakarta, Minggu (13/7/2025). ANTARA/Fitra Ashari)

Pantau - Psikiater dr. Jiemi Ardian Sp.KJ mengungkapkan bahwa sebagian kasus kecanduan judi online berakar dari trauma psikologis yang belum terselesaikan, sehingga membuat individu terdorong mencari kesenangan dengan cara ekstrem.

"Sebagiannya itu karena trauma makanya dia kecanduan, berusaha mengisi kesenangan dengan cara ekstrem, berusaha mengisi kesenangan yang besar, yang kalau orang normal gak butuh intensitas kesenangan sebesar itu," ujarnya saat peluncuran buku Pulih dari Trauma di Gramedia Jalma, Jakarta, Minggu, 13 Juli 2025.

Menurut dr. Jiemi, individu yang mengalami trauma cenderung mencari pelampiasan yang memberikan sensasi intens dan cepat, sehingga lebih rentan terhadap kecanduan seperti judi online.

Trauma Tak Disembuhkan Picu Perilaku Kasar hingga Depresi Sekunder

Ia menjelaskan bahwa trauma yang tidak ditangani dengan tepat tidak hanya menyebabkan kecanduan, tetapi juga bisa menimbulkan perilaku lain seperti sikap kasar dan temperamen tinggi.

"Jadi kita tidak bisa menganggap sembuh judi itu hanya sebatas abstinence atau berhentinya judi. Tapi berhentinya judi dan hilangnya gejala aneh-aneh yang lain atau gejala mengganggu yang lain, itu baru kita bisa sebut sebagai sembuh," jelasnya.

Dr. Jiemi menekankan bahwa berhenti bermain judi belum tentu berarti seseorang telah pulih secara psikologis jika masih menunjukkan perilaku bermasalah lainnya.

Ia juga menyoroti dampak lanjutan dari kecanduan judi online, yakni munculnya depresi yang bisa "menular" kepada anggota keluarga atau orang-orang terdekat.

Kondisi ini disebut sebagai secondary trauma, di mana keluarga bisa menjadi sangat sensitif bahkan mudah marah hanya karena terpapar konten yang berhubungan dengan judi online.

Menurutnya, kecanduan yang berkaitan dengan trauma sebaiknya ditangani oleh tenaga profesional untuk memastikan pemulihan yang menyeluruh.

Penanganan profesional bukan hanya bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri, tetapi juga bagian dari kesadaran bahwa kecanduan berdampak serius terhadap keluarga dan lingkungan sosial.

Penulis :
Aditya Yohan