billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menag Buka Matsama, Tegaskan Madrasah Bukan Sekolah Biasa

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Menag Buka Matsama, Tegaskan Madrasah Bukan Sekolah Biasa
Foto: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berfoto bersama ratusan peserta Matsama 2025 di MAN 4 Jakarta usai membuka kegiatan orientasi serentak madrasah seluruh Indonesia. (Dok/Kemenag)

Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar resmi membuka Masa Taaruf Siswa Madrasah (Matsama) 2025 di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta. Kegiatan orientasi siswa baru ini berlangsung serentak di seluruh madrasah Indonesia.

Pembukaan Matsama tahun ini mencerminkan konsistensi Kementerian Agama dalam memperkuat karakter dan spiritualitas siswa madrasah. Dalam acara tersebut, Nasaruddin menyampaikan bahwa madrasah bukan sekadar lembaga pendidikan formal, melainkan lembaga pembentuk akhlak dan kepribadian utuh.

“Ketiga anak saya sekolah di sini dan semuanya menjadi dokter. Bahkan ada yang lanjut ke ITB dan kuliah di Australia dengan beasiswa. Itu bukti bahwa madrasah bisa bersaing dan bahkan unggul,” ujar Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar di Jakarta, Senin (14/7/2025).

Pernyataan itu ia sampaikan sambil membagikan pengalamannya sebagai orang tua dari tiga lulusan MAN 4 Jakarta. Semua anaknya kini menjadi dokter, salah satunya menempuh pendidikan tinggi di Australia dan Institut Teknologi Bandung melalui jalur beasiswa.

Selain itu, ia menekankan bahwa keberhasilan madrasah tidak hanya diukur melalui capaian akademik. Menurutnya, madrasah bertanggung jawab melahirkan pribadi-pribadi arif yang mampu membedakan benar dan salah dalam kehidupan nyata.

“Anak itu tidak tahu cara shalat, puasa, atau membedakan yang benar dan salah. Ia berkata, ‘Saya tidak pernah diajarkan (orang tua)’. Akhirnya, orang tuanya ikut diseret ke neraka karena lalai dalam pendidikan agama,” tuturnya saat mengisahkan cerita klasik kejujuran dalam pendidikan Islam.

Pesan moral tersebut menjadi penekanan dalam pembukaan Matsama. Menurut Nasaruddin, pendidikan akhlak harus dimulai sejak dini dan menjadi tanggung jawab bersama, baik oleh madrasah maupun keluarga.

Madrasah Butuh Guru yang Diasah

Konsep madrasah, lanjut Nasaruddin, seharusnya tidak disamakan dengan sekolah biasa. Ia menyoroti perbedaan istilah "murid" dan "siswa" dalam konteks madrasah. Dalam tradisi tasawuf, murid berarti orang yang bersungguh-sungguh mencari ilmu dengan bimbingan ruhani dari mursyid.

“Murid itu padanannya adalah mursyid, yaitu pembimbing spiritual. Semua mursyid adalah guru, tapi tidak semua guru bisa menjadi mursyid. Maka madrasah mengajarkan lebih dari sekadar pelajaran, tapi juga jiwa dan nilai,” jelas Nasaruddin.

Ia juga mendorong para guru madrasah untuk terus meningkatkan kualitas spiritual dan pedagogisnya. Guru diibaratkan sebagai alat yang jika tidak diasah, akan tumpul dalam menyampaikan ilmu dan nilai.

“Kalau guru tidak pernah diasah, maka tidak akan tajam dalam menyampaikan ilmu. Seperti gergaji tumpul, akan sulit memotong, meski kayunya lunak,” tegasnya.

Hadir dalam pembukaan tersebut Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno, Sesditjen Pendidikan Islam Arskal Salim, Direktur KSKK Madrasah Nyayu Khodijah, serta Kakanwil Kemenag DKI Jakarta Adib. Ratusan siswa hadir langsung di MAN 4, sementara ribuan lainnya mengikuti kegiatan melalui siaran daring dari berbagai daerah.

Kegiatan Matsama tahun ini mengangkat tema penguatan karakter keislaman dan kebangsaan. Kementerian Agama juga mengintegrasikan materi anti-perundungan, toleransi, dan moderasi beragama dalam rangkaian kegiatan orientasi.

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Tria Dianti