
Pantau - Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap kecelakaan laut KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali resmi diperpanjang selama tujuh hari ke depan, mengingat masih adanya 17 korban yang belum ditemukan.
Perpanjangan ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan kewilayahan dan sinergi lintas instansi.
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno, bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC) dalam pelaksanaan operasi lanjutan ini.
Tim Gabungan Libatkan Berbagai Instansi
Operasi SAR lanjutan menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan melibatkan sejumlah instansi, di antaranya Kantor SAR Surabaya, Pos SAR Banyuwangi, jajaran Ditpolairud Polda Jatim, Polresta Banyuwangi, dan pihak-pihak dari Denpasar, Bali.
TNI Angkatan Laut melalui Lanal Banyuwangi, pemerintah daerah, BMKG Banyuwangi, serta Tim DVI Polda Jatim juga turut serta dalam operasi ini.
"Mulai Ditpolairud Polda Jatim, dan jajaran yang ada di Banyuwangi, Polresta Banyuwangi, termasuk di Denpasar (Bali) dan jajarannya, selanjutnya TNI AL yakni Lanal Banyuwangi, kemudian pemerintah daerah, BMKG Banyuwangi, sementara tim DVI Polda Jatim masih tetap melaksanakan tugas identifikasi tiga korban," ungkap Ribut Eko Suyatno.
Ia menegaskan bahwa selama masa perpanjangan tujuh hari, seluruh pihak akan terus bersinergi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Bangkai Kapal Teridentifikasi, 17 Korban Masih Dicari
Tim SAR gabungan saat ini tengah mempersiapkan tim teknis untuk pelaksanaan pengangkatan bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam pada Rabu, 2 Juli 2025.
Visualisasi bawah laut berhasil mengidentifikasi posisi kapal yang berada dalam keadaan terbalik di dasar laut Selat Bali.
Tim Unit Pencarian dan Pertolongan (SRU) laut memperoleh visual kapal di titik referensi delapan pada kedalaman sekitar 49 meter.
Data Posko Operasi SAR dan Potensi SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, hingga Minggu mencatat sebanyak 30 orang berhasil diselamatkan, 18 korban ditemukan meninggal dunia, dan 17 korban lainnya masih dalam pencarian.
Dari total 87 orang di atas kapal, diketahui terdapat 53 penumpang, 12 anak buah kapal (ABK), dan 22 unit kendaraan.
"Semoga ini dapat memberikan ketenangan kepada keluarga korban yang anggota keluarganya masih belum ditemukan serta memberikan ketenangan kepada masyarakat bahwa pemerintah hadir dalam kurun waktu ke depan," ia mengungkapkan.
Untuk keperluan investigasi dan keselamatan pelayaran, proses dilanjutkan oleh pihak berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Penulis :
- Arian Mesa










