
Pantau - Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amarulla Octavian, meminta para profesor riset yang baru dikukuhkan agar menjadi teladan bagi seluruh periset dan menjaga integritas profesi ilmiah.
"Profesor memiliki tanggung jawab yang besar sebagai teladan bagi periset lainnya serta berperan penting dalam berbagai kolaborasi dengan institusi-institusi internasional", ungkapnya.
Amarulla juga menyampaikan harapannya agar para perekayasa yang telah mencapai jenjang Perekayasa Ahli Utama dapat mengikuti proses pengukuhan sebagai profesor riset pada sidang terbuka berikutnya.
Ia menegaskan bahwa perekayasa, sama halnya dengan peneliti dari jabatan fungsional lainnya, memiliki peran strategis dalam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta riset dan inovasi nasional.
Perekayasa sebagai Jembatan Inovasi dan Pembangunan Nasional
Amarulla menyebut bahwa perekayasa berperan menjembatani ilmu pengetahuan dengan inovasi yang memberi dampak langsung pada masyarakat, industri, dan pembangunan nasional.
Menurutnya, keberadaan perekayasa mencerminkan integrasi antara keahlian teknis dan visi strategis, serta menunjukkan kapasitas kepemimpinan dalam membangun ekosistem inovasi yang adaptif dan berdaya saing.
Jabatan profesor riset, lanjutnya, bukan sekadar simbol prestasi, melainkan bentuk pengakuan atas kecakapan, profesionalisme, dan dedikasi ilmiah yang mendalam secara berkelanjutan.
Amarulla juga mengimbau para periset, khususnya di lingkungan BRIN, agar terus berkarya dan meningkatkan prestasi melalui berbagai inovasi.
"Profesor riset juga harus dapat menjaga marwah, kehormatan, reputasi, dan integritas seorang profesor. Profesor riset harus selalu berpegang teguh pada kode etik dan kode perilaku periset, serta kode etik dan kode perilaku ASN", tegasnya.
Lima Profesor Riset Baru Dikukuhkan BRIN pada 2025
Pada sidang terbuka pengukuhan yang digelar untuk kedua kalinya tahun ini, BRIN mengukuhkan lima profesor riset dari berbagai bidang keahlian.
Lima profesor riset yang dikukuhkan adalah:
- A Arivin Rivaie (kesuburan tanah dan nutrisi tanaman)
- Djunijanti Peggie (biosistematika dan konservasi kupu-kupu)
- Woro Riyadina (epidemiologi penyakit tidak menular)
- Parwati (teknik ekstraksi informasi geo-bio-fisik lingkungan terestrial)
- Aris Mukimin (teknologi elektrokimia)
Kelima profesor ini diharapkan dapat menjadi penggerak utama dalam membangun ekosistem riset nasional yang unggul, relevan, dan berdampak luas.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf