Pantau - Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencatat adanya pengurangan jumlah penerima bantuan beras cadangan pangan pemerintah (CPP) sebanyak 7.036 keluarga penerima manfaat (KPM) mulai bulan Juni 2025.
"Sebanyak 7.036 KPM tersebut tidak lagi berhak menerima bantuan beras CPP mulai bulan Juni 2025," ungkap pihak Dinas Ketahanan Pangan.
Penyesuaian Data dan Penyaluran Dua Bulan Sekaligus
Pada tahap III tahun 2024, jumlah penerima bantuan CPP tercatat sebanyak 38.203 KPM.
Namun untuk distribusi bulan Juni hingga Juli 2025, jumlah penerima menjadi 31.167 KPM setelah dilakukan penyesuaian data oleh pemerintah pusat.
Pengurangan tersebut merupakan bagian dari proses pemadanan ke Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTESN), yang bertujuan menyesuaikan bantuan dengan kondisi ekonomi terkini penerima.
"Pengurangan jumlah penerima beras CPP disebabkan antara lain warga sudah cukup mampu secara ekonomi sehingga dicoret dari daftar penerima bantuan," jelas Dinas Ketahanan Pangan.
Penyaluran tetap mengacu pada data resmi dari pemerintah pusat, dan tidak menimbulkan kekhawatiran kelebihan stok karena jumlah beras yang didistribusikan sudah disesuaikan dengan data KPM terbaru.
Pada tahun 2024, alokasi beras CPP mencapai 382,3 ton per bulan untuk 38.203 KPM, masing-masing mendapat 10 kilogram.
Untuk distribusi Juni dan Juli 2025, penyaluran dilakukan sekaligus sehingga setiap KPM menerima 20 kilogram beras.
"Jadi beras yang didrop di kelurahan dua kali lipat dari penerima bantuan beras CPP sebanyak 31.167 KPM," tambahnya.
Stimulus Ekonomi dan Respons Bencana
Program bantuan beras CPP merupakan bagian dari kebijakan bantuan sosial 2025 yang diarahkan sebagai stimulus ekonomi masyarakat pada triwulan II.
Penetapan sasaran penerima dilakukan langsung oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) berdasarkan hasil rapat koordinasi tingkat Menteri/Kepala Lembaga.
"Semoga bantuan beras CPP dapat membantu masyarakat Kota Mataram yang menjadi korban banjir," tutup pernyataan Dinas Ketahanan Pangan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
