Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mahasiswa UI Tsabita Afifah Raih Best Student Paper di London Lewat Riset Pendanaan Terorisme Bertopeng Kegiatan Sosial

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Mahasiswa UI Tsabita Afifah Raih Best Student Paper di London Lewat Riset Pendanaan Terorisme Bertopeng Kegiatan Sosial
Foto: (Sumber: Tsabita Afifah Khoirunnisa, mahasiswa Program Studi Kajian Terorisme, Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI), meraih penghargaan Best Student Paper di London. ANTARA/HO-Humas UI)

Pantau - Tsabita Afifah Khoirunnisa, mahasiswa Program Studi Kajian Terorisme, Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, meraih penghargaan Best Student Paper dalam ajang Student Paper Competition pada 17th Annual International Conference of the Society for Terrorism Research (STR) di University of London, Inggris.

Penghargaan ini diraih setelah penelitiannya melewati tiga tahap seleksi ketat, yakni pengajuan abstrak, pengiriman full paper, dan presentasi langsung di hadapan akademisi dan praktisi internasional.

"Salah satu tantangan terberat adalah mengatur waktu antara persiapan ujian akhir semester (UAS), penyusunan full paper dan pengurusan visa ke Inggris. Awalnya, saya tidak terlalu berekspektasi tinggi, karena lolos tahap presentasi saja sudah sangat berarti", ungkapnya.

Riset Kritis tentang Pendanaan Terorisme Lewat Sedekah dan Donasi

Penelitian Tsabita berjudul The Charitable Mask: Sociocultural Practices of Terrorism Financing in Indonesia, yang mengulas bagaimana praktik sosial-budaya seperti sedekah dan donasi di Indonesia digunakan sebagai kedok oleh kelompok terorisme untuk mendanai kegiatan mereka atas nama kemanusiaan.

Penelitian ini dikerjakan selama 3–5 bulan melalui diskusi intensif dengan dosen, rekan-rekan Kajian Terorisme UI, dan wawancara dengan mitra strategis Densus 88.

Proses penelitian juga mencakup studi literatur mendalam mengenai masyarakat konsumer, perilaku donatur, dan dinamika pendanaan organisasi non-negara.

"Selama ini, kajian pendanaan terorisme cenderung terpusat pada logika institusi dan negara. Padahal, sisi praktik sosial masyarakat juga sangat krusial dan rawan disusupi", ujar Tsabita.

Dorongan untuk Pendekatan Baru dalam Kajian Terorisme

Tsabita menyampaikan bahwa motivasinya mengikuti konferensi tidak hanya untuk pengembangan akademik, tetapi juga untuk mengisi celah dalam literatur kajian terorisme.

Ia berharap penelitiannya menjadi titik awal bagi riset lanjutan yang lebih kritis dan kontekstual, serta bisa dijadikan dasar dalam perumusan kebijakan nasional terkait pencegahan radikalisasi dan pendanaan terorisme berbasis masyarakat.

"Ini adalah salah satu wujud komitmen kita untuk memperluas kajian terorisme agar tidak melulu menggunakan state logic, tetapi lebih inklusif dan kontemporer", tambahnya.

Forum Bergengsi Bahas Terorisme di Era Multi-Krisis

Konferensi STR 2025 merupakan forum akademik internasional bergengsi yang membahas dinamika terorisme global di tengah era multi-krisis.

Topik-topik utama yang dibahas meliputi konflik geopolitik, ideologi teroris hibrida, serta pemanfaatan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Karya ilmiah Tsabita dijadwalkan akan terbit dalam jurnal internasional bereputasi Behavioral Sciences of Terrorism and Political Aggression.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Aditya Yohan