
Pantau - Sebanyak 436.986 pekerja di Jawa Tengah telah menerima pencairan Bantuan Subsidi Upah (BSU), setara dengan 69,2 persen dari total alokasi penerima di provinsi tersebut yang mencapai 631.569 orang.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyebut bahwa realisasi pencairan BSU di wilayahnya lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berada di angka 63,5 persen.
Penyaluran BSU di Boyolali dan Imbauan Gubernur
Di Kabupaten Boyolali, sebanyak 12.535 pekerja telah menerima BSU atau sekitar 68,3 persen dari total alokasi 18.366 penerima.
Masing-masing penerima menerima bantuan sebesar Rp600.000 untuk dua bulan.
“Pesan saya, gunakan untuk kesejahteraan, jangan digunakan yang aneh-aneh seperti buat judol (judi online),” ungkap Ahmad Luthfi saat mendampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau pencairan BSU di Kantor Pos Indonesia Cabang Boyolali.
BSU telah disalurkan oleh pemerintah pusat sejak tahun 2020 dan hingga saat ini telah menjangkau lebih dari dua juta pekerja di Jawa Tengah.
Ahmad Luthfi menambahkan, "Sudah banyak (yang menerima) di tempat kita. Ini menunjang masyarakat untuk semua profesi. Artinya, kita tinggal me-manage agar tepat sasaran, terus digunakan pada porsinya bagi penerima. Itu yang paling penting. Kami melakukan pengawasan dari dinas ketenagakerjaan."
Wapres Gibran Ingatkan Pengawasan dan Penggunaan yang Positif
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyatakan bahwa Boyolali merupakan lokasi ketiga yang dikunjunginya dalam rangka peninjauan proses pencairan BSU.
“Gubernur, bupati, dan wali kota saya minta ikut memonitor agar bantuan terlaksana dengan baik, tepat sasaran, dan penggunaan untuk hal positif,” ujarnya.
Gibran juga menegaskan bahwa dana BSU tidak boleh digunakan untuk kegiatan judi online.
“Dana ini akan dilacak, dan bantuannya bisa dicabut jika digunakan untuk hal-hal yang menyimpang,” tegasnya.
Triningsih Sri Wulandari, seorang tenaga honorer tata usaha di SMPN 2 Ampel yang menjadi penerima BSU, mengungkapkan, “Saya terima dua kali, tahun 2020 dan tahun ini. Sangat membantu, kalau honorer tahu sendiri gajinya berapa. Adanya bantuan sangat mendukung kebutuhan sehari-hari. Ini untuk konsumtif.”
- Penulis :
- Arian Mesa