
Pantau - Dalam rangka memperingati 200 tahun Perang Jawa (1825–1830), Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) merencanakan produksi film bertema Pangeran Diponegoro yang akan dibuat dengan pendekatan lebih modern dan aktual.
Film Baru Diponegoro, Lebih Epik dan Teknologis
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa film merupakan medium ekspresi budaya paling lengkap karena memadukan seni akting, musik, tari, sastra, fesyen, dan kuliner dalam satu platform.
Ia mengatakan Kemenbud berkomitmen untuk menghadirkan satu film tentang Pangeran Diponegoro yang bersifat epik dan menggunakan teknologi perfilman terkini.
Film ini diharapkan mampu menghadirkan kisah perjuangan Pangeran Diponegoro dengan pendekatan lebih kontemporer, berbeda dari film “November 1828” karya Teguh Karya yang dirilis tahun 1979.
“November 1828” disebut sebagai referensi penting untuk memulai kembali penceritaan sejarah Diponegoro, namun versi baru ini akan disesuaikan dengan selera dan teknologi masa kini.
Fadli menegaskan pentingnya kolaborasi dengan produser, sutradara, dan penulis skenario agar film ini bisa digarap dengan narasi yang utuh, kuat, dan relevan.
Komik 25 Jilid: Sejarah untuk Generasi Muda
Selain film, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) juga akan merilis komik bertema kepahlawanan Pangeran Diponegoro sebanyak 25 jilid.
Komik ini rencananya akan diluncurkan pada September 2025 dan dikembangkan dari naskah-naskah kuno yang berkaitan dengan perjuangan Diponegoro.
Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz menyatakan bahwa tujuan penerbitan komik ini adalah untuk membumikan sejarah nasional kepada generasi muda dengan pendekatan visual yang lebih mudah dicerna.
Baik produksi film maupun peluncuran komik ini diharapkan menjadi upaya strategis dalam menumbuhkan semangat kepahlawanan serta memperkuat identitas sejarah bangsa dengan media yang relevan di era digital.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf