
Pantau - Komisi VII DPR RI menyetujui anggaran sebesar Rp10 miliar untuk perbaikan Istana Assereyah Al Hasyimiah yang terletak di Kabupaten Siak, Provinsi Kepulauan Riau.
Ketua Komisi VII, Saleh Partaonan Daulay, menyatakan bahwa bangunan yang merupakan cagar budaya tersebut memang membutuhkan perbaikan, revitalisasi, dan renovasi, sebagaimana hasil kunjungannya langsung ke lokasi saat masa reses.
Ia menegaskan bahwa karena statusnya sebagai cagar budaya, perbaikan istana harus ditangani oleh pemerintah pusat dan tidak bisa dilakukan sembarangan.
“Kita minta Kemenpar menindaklanjuti untuk revitalisasi, renovasi, maupun perbaikan kerusakan. Biaya tak mahal sekitar Rp10-15 miliar,” ungkapnya.
Proposal pengajuan anggaran perbaikan pun telah diserahkan secara resmi kepada Kementerian Pariwisata untuk segera ditindaklanjuti.
Dukungan Legislator dan Potensi Pariwisata
Saleh menjelaskan bahwa renovasi istana dapat menarik minat wisatawan, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap peningkatan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dalam kunjungan ke Kabupaten Siak, Komisi VII turut didampingi oleh sejumlah anggota DPR, termasuk Hendry Munief dari Daerah Pemilihan Riau.
Anggota lainnya yang turut hadir yakni Mira Lestari, Mujakkir Zuhri, Kardaya Warnika, Kaisar Abu Hanifah, Athari Gauthi Ardi, dan Zulfikar Suhardi.
Hendry Munief menyoroti pentingnya nilai sejarah Kabupaten Siak, bahkan menyebut bahwa kontribusi Sultan Siak pada masa awal kemerdekaan Indonesia sangat besar.
“Sedangkan Sultan Siak menyumbang 13 juta gulden atau setara Rp1,2 triliun, terbesar dari sumbangan yang ada. Setelah kemerdekaan Riau juga menyumbang minyak di bawah dan di atas, namun kondisi istana cukup memprihatinkan. Sekarang Aceh dan Jogja daerah istimewa, Riau juga memperjuangkan itu,” ia mengungkapkan.
Istana Bernilai Sejarah Tinggi dan Koleksi Unik
Hendry menyatakan harapannya agar Siak ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, karena kawasan tersebut memiliki banyak peninggalan sejarah, tidak hanya terbatas pada istana.
Bupati Siak, Afni Z, membenarkan bahwa kondisi Istana Assereyah Al Hasyimiah memang tidak terlalu baik dan perlu perhatian khusus.
Ia juga menyampaikan bahwa istana tersebut menyimpan benda unik bernilai sejarah tinggi, salah satunya alat musik bernama Komet.
“Sebelumnya ada di Jerman tapi sudah rusak. Sekarang satu-satunya di dunia ada di Siak, piringan hitam mendengarkan musik Mozart. Tapi ini yang bisa memainkannya hanya tinggal satu orang. Itu pun sudah pensiun namun saya minta untuk tetap mau,” katanya.
- Penulis :
- Shila Glorya