
Pantau - Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar menyatakan bahwa Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan jantung konservasi yang menyimpan keragaman flora dan fauna penting serta menjadi warisan sejarah dunia yang harus dijaga bersama.
Dalam kunjungan kerja ke kawasan Balai Taman Nasional Tambora pada 22–25 Juli 2025, Sulaiman menegaskan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan gunung berapi legendaris tersebut.
Rusa "Bora" dan Penanaman Klicung Simbol Komitmen Konservasi
Kunjungan kerja Sulaiman diawali dengan pembukaan Rapat Koordinasi Intelijen Kementerian Kehutanan, diikuti sejumlah kegiatan simbolik pelestarian alam.
Bersama Bupati Dompu Bambang Firdaus, Sulaiman meresmikan Sanctuary Rusa dan melepasliarkan seekor rusa timor betina yang diberi nama Bora sebagai simbol harapan terhadap pelestarian hutan dan perlindungan satwa liar.
Ia juga melakukan penanaman pohon klicung (Diospyros macrophylla), flora lokal khas NTB yang mulai langka, sebagai bagian dari komitmen rehabilitasi ekosistem.
"Tambora bukan sekadar gunung, tetapi merupakan jantung konservasi dan warisan sejarah dunia yang harus dijaga bersama," ungkapnya dalam pernyataan resmi.
Sebagai bentuk dukungan terhadap konservasi dari hulu hingga hilir, Sulaiman turut menapaki jalur pendakian offroad menuju Puncak Tambora di ketinggian 2.423 meter di atas permukaan laut.
Ia menekankan bahwa slogan Zero Waste, Zero Accident harus menjadi komitmen nyata, bukan sekadar pengucapan, dalam menjaga kawasan konservasi unggulan Indonesia ini.
Balai Taman Nasional Tambora: Lengkap dan Strategis
Gunung Tambora disebut Sulaiman sebagai satu-satunya balai taman nasional paling lengkap di Indonesia, karena tidak hanya menyimpan kekayaan hayati, tetapi juga nilai budaya, edukasi, dan wisata sejarah.
Kawasan ini menawarkan berbagai atraksi seperti dunia bawah air, air terjun, jalur offroad, pendakian, wisata sepeda gunung, hingga situs-situs bersejarah.
Tambora memiliki empat jalur pendakian utama, yakni Doro Ncanga dan Pancasila di Kabupaten Dompu, serta Piong dan Kawinda Toi di Kabupaten Bima.
Selain jalur pendakian, terdapat dua objek wisata non-pendakian yang sedang dikembangkan, yakni kawasan wisata alam di wilayah Resort Kawinda To’i (Kabupaten Bima) dan Sanctuary Rusa di wilayah Resort Doro Ncanga (Kabupaten Dompu).
Wamenhut menegaskan bahwa Tambora bukan tempat untuk membuang sampah atau membakar padang savana.
"Tambora adalah anugerah dan titipan generasi mendatang. Sudah saatnya kita jaga bersama," ujarnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan