Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemkab Kepulauan Seribu Dorong SPALDT Pulau Pramuka Demi Lingkungan Sehat dan Wisata Berkualitas

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Pemkab Kepulauan Seribu Dorong SPALDT Pulau Pramuka Demi Lingkungan Sehat dan Wisata Berkualitas
Foto: Pemkab meyakinkan masyarakat Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu bahwa peningkatan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) di Pulau Pramuka (sumber: Pemkab Kepulauan Seribu)

Pantau - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu meyakinkan warga bahwa pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) di Pulau Pramuka akan menciptakan lingkungan sehat dan mendukung pengembangan sektor pariwisata.

Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kepulauan Seribu, Mustajab, menegaskan bahwa sosialisasi mengenai bahaya limbah domestik, khususnya pencemaran bakteri E.coli, terus dilakukan kepada masyarakat.

"Kami melakukan sosialisasi pencemaran lingkungan akibat limbah domestik, terutama kontaminasi bakteri E.coli yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat", ungkapnya.

Menurut Mustajab, pencemaran air tanah yang berasal dari limbah rumah tangga sangat berbahaya jika tidak segera diatasi, karena dapat memicu berbagai penyakit dan mencemari laut, sehingga mengancam sektor wisata.

Saat ini, sistem SPALDT di Pulau Pramuka dibagi menjadi lima zona pelayanan, dengan kapasitas pengolahan antara 30 hingga 45 meter kubik per hari.

Melihat proyeksi pertumbuhan penduduk, timbulan air limbah diperkirakan meningkat dari 211 meter kubik per hari menjadi 373 meter kubik per hari pada tahun 2044.

"Untuk itu, Sudin SDA meningkatkan kapasitas hingga 400 meter kubik per hari dengan pembangunan delapan tangki pengolahan berteknologi aerob dan anaerob", jelas Mustajab.

SPALDT ini juga akan dilengkapi dengan jaringan perpipaan terpusat yang menghubungkan zona-zona permukiman menuju titik pengolahan utama di bagian belakang pulau.

Program ini tidak hanya ditujukan untuk menjaga kesehatan lingkungan, tetapi juga memperkuat citra Pulau Pramuka sebagai destinasi wisata yang bersih dan nyaman.

Mustajab menyebutkan bahwa pembangunan sistem pengolahan ini ditargetkan selesai pada akhir Desember tahun ini.

Namun, ia tidak menyebutkan secara rinci nilai anggaran proyek tersebut.

Kekhawatiran Warga soal Kualitas Proyek

Sejumlah warga Pulau Pramuka mengeluhkan bahwa pengerjaan proyek SPALDT belum optimal karena masih menggunakan peralatan konvensional.

Seorang warga bernama Hasbullah (46) menyatakan bahwa teknologi yang digunakan seharusnya lebih modern agar hasilnya maksimal.

"Harusnya bisa menggunakan teknologi seperti jet pump agar lebih efisien", katanya.

Masyarakat berharap peningkatan SPALDT benar-benar menjadi solusi atas persoalan sanitasi dan berdampak nyata pada kualitas hidup mereka.

Hasbullah juga menekankan perlunya pengawasan dan evaluasi kualitas proyek agar manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang.

"Kalau proyek ini tidak berkualitas, yang rugi kami sebagai warga yang tinggal di sini. Hidup kami, anak cucu kami akan terdampak", ujarnya.

Penulis :
Shila Glorya