
Pantau - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, menyatakan dukungan penuh terhadap lanjutan penelitian dan pemugaran Situs Megalitikum Gunung Padang yang dijadwalkan dimulai pada Agustus 2025.
Bupati Cianjur, Muhammad Wahyu Ferdian, mengungkapkan telah menerima informasi terkait rencana penelitian tersebut yang akan melibatkan 100 tenaga ahli termasuk para peneliti.
"Kami sudah mendapat informasi dan menerima sejumlah tim ahli yang akan melakukan penelitian dan pemugaran lanjutan guna mengungkap misteri yang tersimpan di Gunung Padang," ungkapnya.
Target Peradaban dan Pusat Wisata Dunia
Bupati Wahyu berharap hasil penelitian di Gunung Padang dapat mengubah sejarah dunia dan menjadikan Cianjur sebagai pusat peradaban masa lampau yang diakui secara global.
"Ketika seluruh misteri terungkap bahwa sudah ada peradaban maju ribuan tahun sebelum Masehi di Kabupaten Cianjur, tentunya mata dunia akan tertuju ke Cianjur, sehingga kami akan membangun berbagai sarana dan prasarana penunjang agar wisatawan yang datang merasa nyaman," ia menambahkan.
Ia optimis bahwa meningkatnya kunjungan, terutama dari mancanegara, akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Pemkab Cianjur berkomitmen menata zona yang menjadi kewenangannya dengan menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, seperti penginapan, pusat kuliner, dan tempat istirahat bagi wisatawan.
Penelitian Gunakan Teknologi Canggih
Ketua tim peneliti sekaligus arkeolog, Ali Akbar, menyampaikan bahwa tahap awal penelitian akan berlangsung selama tiga bulan dan melibatkan 100 ahli serta partisipasi warga lokal.
"Sejumlah metode yang dilakukan dapat melihat kondisi keseluruhan dari Situs Megalitikum Gunung Padang, terutama memastikan pilar yang menjadi fokus penelitian," jelasnya.
Tim akan menggunakan berbagai metode dan alat, termasuk penyusuran manual dengan berjalan kaki serta pengamatan dari udara menggunakan drone.
Salah satu teknologi utama yang digunakan adalah Light Detection and Ranging (Lidar), alat penginderaan jarak jauh berbasis radar yang memanfaatkan komputer untuk menghasilkan visualisasi permukaan tanah secara utuh meskipun tertutup pepohonan.
"Keseluruhan alat dan teknik ini bersifat non-destruktif karena pada tahap awal belum dilakukan penggalian dan pengubahan bentuk lahan, alat Lidar yang digunakan akan membuat permukaan tanah terlihat sepenuhnya tanpa terhalang pohon atau benda lainnya," ujar Ali.
Tim peneliti juga membuka kemungkinan penggunaan teknologi lain jika dalam proses ditemukan indikasi atau temuan baru di lokasi.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf