Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wapres Gibran Kunjungi Desa Sade, Tegaskan Komitmen Pelestarian Budaya dan Penguatan Pariwisata Lokal

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Wapres Gibran Kunjungi Desa Sade, Tegaskan Komitmen Pelestarian Budaya dan Penguatan Pariwisata Lokal
Foto: Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat meninjau Desa Adat Sade, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (sumber: BPMI Setwapres)

Pantau - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau Desa Adat Sade di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu, 2 Agustus 2025, untuk menegaskan pentingnya pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata berbasis komunitas.

Komitmen Pelestarian Budaya dan Pemberdayaan UMKM

Dalam kunjungannya, Wapres Gibran menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk melihat langsung kekayaan budaya masyarakat adat serta potensi ekonomi dari sektor pariwisata lokal.

"Ini sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo untuk mempercepat pembangunan kawasan pariwisata prioritas, termasuk di Pulau Lombok," ungkapnya.

Ia juga menyatakan komitmennya untuk menyerap aspirasi masyarakat serta memperkuat sektor pariwisata berbasis budaya dan pemberdayaan UMKM.

Gibran berharap terjadi sinergi antara kebijakan nasional dan kebutuhan lokal guna mendorong pemerataan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Dalam kegiatan tersebut, Wapres didampingi oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhammad Iqbal serta pemandu lokal Sanah Ardinata.

Menyusuri Balai Adat dan Bertemu Masyarakat

Gibran menyusuri kawasan permukiman adat yang dikenal sebagai Balai Adat Gonong Rata, yang memiliki ciri khas rumah dengan bagian depan yang dibuat rendah.

"Desain rumah ini mencerminkan filosofi bahwa setiap orang yang masuk harus menunduk, sebagai bentuk penghormatan," ujar Talib, Koordinator Pemandu Wisata Desa Sade.

Ia menambahkan bahwa rumah tersebut kerap disebut sebagai Balai Tani, karena sebagian besar warga berprofesi sebagai petani.

Wapres juga mengunjungi Pohon Cinta, salah satu titik wisata ikonik di desa tersebut dan bagian dari paket wisata edukatif.

Desa Sade telah dikenal sebagai desa wisata sejak tahun 1982 dan diakui secara resmi oleh Kementerian Pariwisata pada tahun 1993.

Menurut Talib, jumlah wisatawan meningkat tajam saat musim liburan, dengan dominasi pengunjung dari Spanyol, Italia, Belanda, dan Prancis.

Gibran menyempatkan diri menyapa para perajin tenun yang sedang memintal benang kapas menjadi kain tradisional khas seperti songke, ragi genap, dan tampu kemalu.

Kain-kain ini menjadi produk unggulan masyarakat dan menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dua wisatawan asal Prancis, Philippe dan Elisabeth Tretiack, menyampaikan kegembiraannya bisa berkunjung ke Desa Sade dan berfoto bersama Wapres Gibran.

Kunjungan ini menunjukkan perhatian pemerintah pusat terhadap pelestarian budaya lokal serta memperkuat semangat masyarakat dalam menjaga identitas budaya dan memajukan ekonomi melalui pariwisata tradisional.

Penulis :
Arian Mesa
Editor :
Tria Dianti