
Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek, Jawa Timur, untuk mengembangkan Pasar Pon Trenggalek menjadi destinasi wisata internasional berbasis gastronomi dan ekonomi kreatif.
Pasar Pon sebagai Jantung Ekonomi dan Atraksi Wisata
Dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis, Novita menyebut bahwa Pasar Pon harus menjadi jantung ekonomi masyarakat dan menjadi magnet baru untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Ia menegaskan pentingnya keberlanjutan lalu lintas ekonomi di kawasan pasar tersebut sebagai tanggung jawab pemerintah daerah.
Untuk itu, Novita mendorong Pemkab Trenggalek agar memetakan ulang arah pembangunan Pasar Pon, agar memiliki daya tarik wisata dan mampu bersaing secara regional maupun global.
“Trenggalek punya kekuatan geografis yang berada di kawasan strategis antara destinasi superprioritas Borobudur dan Bromo-Tengger-Semeru. Trenggalek berada di kawasan teluk yang menyebabkan ombak tetap tenang meskipun berada di kawasan pesisir selatan,” ujarnya.
Trenggalek Punya Potensi Wisata Agro dan Geowisata
Novita juga menyoroti kekayaan geologi dan hayati Trenggalek, termasuk keberadaan Gua Lowo yang dikenal sebagai gua terbesar di Asia Tenggara.
Selain itu, Trenggalek memiliki kawasan hutan durian terbesar dengan luas sekitar 700 hektare, yang sangat potensial dikembangkan sebagai wisata agro.
Ia menekankan pentingnya menyiapkan infrastruktur dan pola perjalanan wisata yang sesuai dengan karakteristik wisatawan, baik untuk group tour maupun adventure tourism.
“Dengan dukungan kebijakan yang tepat dari pemerintah daerah yang terintegrasi dengan pemerintah pusat, maka saya optimis kita bisa membawa kebermanfaatan ekonomi besar bagi masyarakat Kabupaten Trenggalek,” katanya.
Dukungan dari Kementerian dan Komitmen Kolaboratif
Sebagai mitra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Komisi VII DPR RI, Novita menyatakan komitmennya untuk terus mendorong kebijakan yang mendukung pengembangan destinasi wisata berbasis kreativitas dan kolaborasi lintas sektor.
“Pariwisata bukan sekadar tentang keindahan yang dilihat oleh mata, tetapi bagaimana menciptakan kenangan, rasa, dan pengalaman. Maka, kita harus gali lagi atraksinya, rasanya, produk-produk turunannya,” tegasnya.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa, turut mengapresiasi langkah Pemkab Trenggalek dalam pengelolaan akomodasi wisata yang dinilai profesional.
Ia menyatakan dukungan terhadap pengembangan potensi wisata Trenggalek, termasuk identifikasi lokasi strategis yang dapat dikembangkan bersama investor potensial.
“Untuk mendukung hal ini, kami juga akan berkoordinasi dengan Perhutani guna memastikan kelancaran proses perizinan dan pemanfaatan kawasan hutan yang memiliki potensi investasi tinggi,” jelas Rizki.
- Penulis :
- Aditya Yohan