
Pantau - Universitas Jember (Unej) menyatakan kesiapannya untuk menjadi perpanjangan tangan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam upaya penguatan, perlindungan, dan pendidikan HAM di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Rektor Unej, Iwan Taruna, dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Unej dan Komnas HAM di Gedung Rektorat Unej, Jumat, 8 Agustus 2025.
"Unej kembali menegaskan komitmennya dalam pengembangan dan perlindungan HAM," ungkapnya.
Komitmen Unej untuk HAM dan Kemanusiaan
Rektor Iwan Taruna menyambut baik kerja sama ini sebagai langkah nyata mendukung terbentuknya masyarakat yang inklusif, setara, dan demokratis.
Ia menyampaikan bahwa kolaborasi ini selaras dengan visi Unej sebagai kampus yang peduli terhadap isu-isu kemanusiaan.
Kebanggaan juga disampaikan atas kehadiran Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, yang merupakan alumni Fakultas Hukum Unej dan dikenal sebagai tokoh Migrant Care.
"Unej siap menjadi perpanjangan tangan Komnas HAM. Salah satu wujud nyata dari komitmen itu adalah dengan adanya Center for Human Rights and Migration (CHRM) yang akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, menjadikan kampus sebagai menara air yang memberikan manfaat bagi banyak orang," ia menambahkan.
Jember sebagai Laboratorium Sosial HAM
Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, memaparkan pentingnya peran strategis Unej dan Kabupaten Jember dalam dinamika hak asasi manusia.
"Bagi saya, Jember adalah laboratorium sosial HAM. Contohnya, di Jenggawah, yang menjadi signature atau ikon konflik agraria," ia mengungkapkan.
Anis menegaskan bahwa Unej harus membekali mahasiswa dengan pengetahuan, moral, etika, dan perspektif HAM.
Menurutnya, relasi paling panjang dalam kehidupan adalah relasi kemanusiaan yang harus dijaga seumur hidup.
Ia berharap Unej menjadi mitra strategis Komnas HAM dalam mendorong riset dan kajian yang responsif terhadap kebijakan serta memperkuat pengabdian masyarakat.
Anis juga menyoroti pentingnya pendampingan bagi kelompok marginal di wilayah Jember.
"Kami juga berharap Unej dapat mengembangkan Generasi HAM dan membuka pendidikan magister HAM pertama di Indonesia, seperti yang sudah ada di Mahidol University di Kawasan Asia," jelasnya.
Langkah Nyata dan Program Turunan
Implementasi awal kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan PKS bersama tiga fakultas di Unej: Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB).
Setelah penandatanganan, acara dilanjutkan dengan diskusi mengenai program kerja ke depan.
Salah satu program unggulan yang dirancang adalah pendirian Program Magister HAM di Unej.
Selain itu, akan digelar program Kemah Pemuda HAM yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian mahasiswa terhadap isu-isu kemanusiaan.
Program ini juga menjadi wadah praktis bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam advokasi HAM di tingkat lokal maupun nasional.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf