billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kesepakatan CEPA Indonesia–Peru Buka Peluang Besar Ekspor Komoditas Unggulan

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kesepakatan CEPA Indonesia–Peru Buka Peluang Besar Ekspor Komoditas Unggulan
Foto: Menteri Perdagangan Budi Santoso saat menyampaikan keterangan seusai menghadiri bilateral RI-Peru di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta (sumber: ANTARA/Suci Nurhaliza)

Pantau - Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Peru akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi sejumlah komoditas unggulan Indonesia, seperti tekstil dan produk tekstil, kendaraan bermotor, alas kaki, hingga mesin pendingin.

Penandatanganan dan Potensi Peningkatan Perdagangan

Seusai menandatangani perjanjian CEPA di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, Budi menegaskan bahwa kerja sama ini bersifat bertahap.

"Jadi, perjanjian-perjanjian ini kan sifatnya bertahap. Artinya, CEPA ini kerangkanya, kemudian nanti bertahap. Kalau belum ada yang mau diperjanjikan tinggal nambah-nambah, jadi bagus ini," ungkapnya.

Perjanjian ini berpotensi meningkatkan transaksi dagang kedua negara dari capaian tahun lalu sebesar 480 juta dolar AS, di mana Indonesia mencatat surplus 181 juta dolar AS.

Budi menambahkan, meskipun bersifat bilateral, Peru dapat menjadi hub bagi produk Indonesia ke kawasan Amerika Latin karena Indonesia juga memiliki perjanjian dagang dengan Chile.

Manfaat Ekonomi dan Implementasi CEPA

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, CEPA RI–Peru berpotensi meningkatkan nilai ekspor Indonesia hingga 46,52 miliar dolar AS.

Keuntungan bagi Indonesia akan diperoleh melalui penghapusan, pengurangan, dan penurunan tarif bea masuk secara bertahap sebesar 90,68 persen dari total pos tarif Peru, termasuk 87 persen tarif yang akan dihapus menjadi 0 persen.

" Sekarang saja, Januari–Juni, nilai perdagangan kita sudah naik 35 persen," kata Budi.

Manfaat lainnya mencakup perluasan akses pasar produk Indonesia di Peru dan kawasan Amerika Latin, pengembangan sektor perikanan dan pertambangan, serta sifat komplementer produk yang diperdagangkan kedua negara.

Proses ratifikasi perjanjian tengah berjalan dan diharapkan selesai dalam waktu kurang dari 12 bulan.

Penulis :
Arian Mesa