
Pantau - Kementerian PPN/Bappenas berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) untuk menginisiasi Konsorsium Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RS-PTN) yang terintegrasi dengan Academic Health System (AHS).
Penguatan Layanan dan Inovasi Kesehatan Nasional
Kolaborasi ini bertujuan memperkuat kompetensi tenaga medis, memperluas akses pelayanan, serta mendorong inovasi berbasis masalah kesehatan lokal.
"Kesehatan harus menjadi pusat perhatian, bukan sekadar bagian sektor lain. RS-PTN yang terintegrasi dengan Academic Health System (AHS) akan memperkuat kompetensi tenaga medis, memperluas akses pelayanan, dan mendorong inovasi berbasis masalah kesehatan lokal," ungkapnya.
Kementerian PPN/Bappenas menyatakan dukungannya terhadap konsorsium ini melalui perencanaan strategis yang menyinergikan potensi UGM, Undip, dan Unsoed.
"Kementerian PPN/Bappenas mendukung konsorsium RS-PTN melalui perencanaan strategis yang akan menyinergikan potensi UGM, Undip, dan Unsoed," ujarnya.
Peran Strategis RS-PTN dalam AHS
Inisiatif ini dihadirkan untuk merespons tantangan kesehatan nasional dan global yang semakin kompleks, termasuk ancaman penyakit baru akibat perubahan iklim.
Melalui AHS, RS-PTN menjadi simpul integrasi pelayanan, pendidikan, dan riset kesehatan.
Dalam pendidikan, RS-PTN berperan sebagai wahana pembelajaran klinis terintegrasi yang membangun kompetensi lintas disiplin.
Dalam layanan, RS-PTN mengembangkan model layanan berbasis bukti serta memanfaatkan teknologi seperti telemedicine dan jaringan rumah sakit satelit.
Dalam riset, RS-PTN menjadi penghubung antara riset dasar dan praktik klinis, sekaligus menjadi rujukan kebijakan berbasis data.
"Konsorsium ini bukan hanya wadah kolaborasi akademik, tetapi juga motor penggerak inovasi kesehatan nasional. Dengan menggabungkan kekuatan riset, pendidikan, dan pelayanan, kita dapat membangun sistem kesehatan yang mandiri, berkelanjutan, dan berdaya saing global," tegasnya.
Langkah ini diharapkan menjadi model kolaborasi nasional untuk memperkuat sistem kesehatan berbasis riset dan mempercepat pencapaian Visi Indonesia Emas 2045.
- Penulis :
- Arian Mesa










