billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

SRMP 17 Tabanan Tanamkan Nasionalisme Lewat Lomba Meriah Sambut HUT ke-80 RI

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

SRMP 17 Tabanan Tanamkan Nasionalisme Lewat Lomba Meriah Sambut HUT ke-80 RI
Foto: (Sumber: Pelajar Sekolah Rakyat Menengah Pertama 17 mengikuti lomba makan kerupuk menyambut HUT ke-80 RI di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (16/8/2025). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)

Pantau - Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 Tabanan, Bali, menggelar berbagai lomba untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dan kebersamaan siswa dalam rangka menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia.

Semarak Lomba Penuh Kebersamaan

Kepala Sekolah SRMP 17 I Putu Jaya Negara mengatakan kegiatan tersebut tidak hanya menanamkan semangat nasionalisme, tetapi juga membangun karakter pelajar.

"Selain nasionalisme, juga memberikan pendidikan karakter, melatih kerja sama, sportivitas, dan fokus pada tujuan," ungkapnya di Desa Banjar Anyar, Kabupaten Tabanan, Sabtu.

Sehari sebelum peringatan HUT RI, sebanyak 75 siswa mengikuti lomba di aula Sentra Mahatmiya Bali yang dikelola Kementerian Sosial.

Perlombaan yang diadakan meliputi estafet bola, estafet air, rantai karet, pidato kemerdekaan, joget balon, hingga makan kerupuk.

Para pelajar tampak antusias dengan mengenakan seragam merah, membawa bendera Merah Putih, serta menempel pernak-pernik bendera mini di pipi mereka.

Beberapa perwakilan kelas tampil dalam lomba, sementara peserta lain memberikan semangat diiringi musik penghibur.

"Seru sekali, kaki saya sampai pegal dan suara juga serak karena semangat," kata pelajar I Komang Lanang Radika Putra setelah mengikuti lomba makan kerupuk.

Sekolah Rakyat untuk Generasi Bangsa

Lomba estafet bola melatih kerja sama, fokus, dan kekompakan, sedangkan lomba makan kerupuk menguji kecermatan, kecepatan, dan kekuatan fisik.

SRMP 17 Tabanan merupakan satu-satunya Sekolah Rakyat di Bali yang menjadi bagian dari program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Sekolah ini menampung 75 pelajar dari keluarga tidak mampu, terdiri dari 36 perempuan dan 39 laki-laki.

Mereka berasal dari berbagai daerah, yakni Kabupaten Tabanan (61 orang), Buleleng (7 orang), Denpasar (4 orang), dan Badung (3 orang).

Saat ini, peserta didik masih menjalani kurikulum persiapan setelah menyelesaikan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada 14 Juli 2025.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf