billboard mobile
HOME  ⁄  Nasional

Hanif Dhakiri Ingatkan Target Ekonomi Prabowo Harus Realistis dan Berpihak ke Rakyat

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Hanif Dhakiri Ingatkan Target Ekonomi Prabowo Harus Realistis dan Berpihak ke Rakyat
Foto: Wakil Ketua Komisi XI DPR RI M. Hanif Dhakiri (sumber: DPR RI M. Hanif Dhakiri)

Pantau - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri menyatakan target ekonomi Presiden Prabowo Subianto pada tahun 2026 boleh ambisius, namun tetap harus realistis, terukur, dan berpihak kepada rakyat kecil.

Target Ekonomi Harus Terukur dan Nyata

Hanif menilai target ekonomi tersebut mencerminkan optimisme dan keberanian pemerintah dalam membawa Indonesia lebih cepat menuju kemandirian dan kemakmuran rakyat.

Ia menekankan bahwa angka makroekonomi memang penting, tetapi yang lebih utama adalah bagaimana angka tersebut bisa diwujudkan menjadi kesejahteraan nyata.

"Pertumbuhan ekonomi tidak boleh berhenti sebagai statistik, melainkan harus tercermin pada pekerjaan yang layak, harga kebutuhan pokok yang stabil, dan pemerataan kesejahteraan," ungkapnya.

Komisi XI DPR, kata Hanif, akan tetap menjadi mitra strategis pemerintah yang loyal sekaligus kritis, agar janji pertumbuhan ekonomi benar-benar dirasakan rakyat di dapur, di sawah, dan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen merupakan harapan rakyat, namun target 5,4 persen tidak akan tercapai dengan pola lama.

Hanif menekankan perlunya industrialisasi untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas, hilirisasi konsisten agar Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor bahan mentah, serta pemangkasan birokrasi yang menghambat investasi.

"Pertumbuhan 5,4 persen bukan hadiah, tapi buah dari industrialisasi yang nyata dan birokrasi yang efisien," tegasnya.

Inflasi, Harga Pokok, dan Stabilitas Rupiah

Hanif juga menyoroti pentingnya menjaga inflasi tetap rendah, namun ia mengingatkan bahwa angka inflasi rendah hanya berarti jika harga kebutuhan pokok terkendali.

Stabilitas harga beras, minyak goreng, cabai, dan energi disebut sebagai indikator kesejahteraan yang benar-benar dirasakan rakyat.

Pemerintah, lanjut Hanif, perlu memperkuat ketahanan pangan, memperlancar rantai distribusi, dan memastikan subsidi tepat sasaran.

"Inflasi 2,5 persen hanya berarti bila rakyat bisa belanja kebutuhan pokok dengan tenang," ujarnya.

Selain inflasi, nilai tukar rupiah yang stabil juga menjadi faktor penting untuk memberi rasa aman bagi dunia usaha sekaligus menjaga daya beli masyarakat.

Target kurs Rp16.500 per dolar AS dinilai bisa diterima, namun menurut Hanif, yang lebih penting adalah mencegah terjadinya gejolak.

Pemerintah diharapkan menjaga cadangan devisa, mengendalikan defisit transaksi berjalan, serta memastikan arus modal tetap sehat.

"Yang rakyat butuhkan bukan angka kurs 16.500, tapi rupiah yang stabil dan tidak mudah diguncang," katanya.

Penulis :
Shila Glorya

Terpopuler