
Pantau - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyatakan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menyiapkan skema bimbingan teknis (bimtek) yang diselenggarakan secara bergilir dan merata untuk semua lembaga pendidikan.
Ia menegaskan bahwa skema ini mencakup lembaga pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), organisasi kemasyarakatan (ormas) lainnya, hingga sekolah negeri.
"Arah kita adalah memperkuat program Kemendikdasmen secara menyeluruh. Saya mendapat informasi langsung bahwa Mendikdasmen, Prof. Abdul Mu’ti, juga telah menyiapkan ruang bagi lembaga NU. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan karena prinsipnya semua mitra akan mendapatkan kesempatan yang sama," ungkapnya.
Respon atas Polemik Undangan Bimtek
Pernyataan ini disampaikan Lalu Hadrian Irfani sebagai respons atas polemik terkait Surat Undangan Bimtek Kemendikdasmen tentang Pembelajaran Mendalam, Koding/KA, dan Penguatan Karakter Region Jawa Tengah 2 yang dinilai hanya mengundang sekolah Muhammadiyah.
Ia mengimbau agar semua pihak menyikapi persoalan ini secara proporsional dan tidak berlebihan.
Menurutnya, arah kebijakan pendidikan nasional harus menjunjung prinsip inklusif, adil, dan memberi ruang yang sama bagi semua pemangku kepentingan.
Kemendikdasmen, lanjut Lalu, memiliki semangat gotong royong dalam menjalankan program-program prioritas seperti penguatan karakter, peningkatan mutu pembelajaran, dan revitalisasi satuan pendidikan.
"Jangan sampai muncul kesan penolakan atau keberpihakan sepihak. Justru yang perlu kita lakukan adalah saling menguatkan dan mendorong agar program Kemendikdasmen berjalan optimal, baik untuk NU, Muhammadiyah, maupun lembaga pendidikan lainnya," ia mengungkapkan.
Komitmen Komisi X untuk Pendidikan Inklusif
Komisi X DPR RI berkomitmen untuk terus mengawal kebijakan Kemendikdasmen agar prinsip keadilan dan kesetaraan dalam pendidikan tetap terjaga.
"Pendidikan adalah milik seluruh anak bangsa dan tidak boleh dikotak-kotakkan berdasarkan afiliasi organisasi," tegas Lalu.
Ia juga mengajak seluruh pihak untuk menjadikan polemik ini sebagai momentum memperkuat kolaborasi demi kualitas pendidikan nasional.
"Mari kita jadikan momentum ini sebagai pengingat bahwa tujuan kita sama: mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan kolaborasi yang sehat, kita bisa menghadirkan pendidikan yang lebih bermutu dan inklusif untuk semua," ujarnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf