Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ketua DPRD Jateng Ajak Warga Tak Tabu Lakukan Skrining Kesehatan Jiwa

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Ketua DPRD Jateng Ajak Warga Tak Tabu Lakukan Skrining Kesehatan Jiwa
Foto: (Sumber: Ketua DPRD Jateng Sumanto saat bertemu warga. ANTARA/HO-DPRD Jateng)

Pantau - Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto, mengajak masyarakat untuk tidak ragu melakukan skrining kesehatan, baik fisik maupun jiwa, guna mendeteksi gangguan sejak dini.

Skrining Jiwa Sama Pentingnya dengan Fisik

“Deteksi dini kesehatan jiwa ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Terlebih gangguan kejiwaan yang tak tertangani bisa berpengaruh pada kesehatan fisik seseorang,” ujar Sumanto pada Kamis (21/8/2025).

Menurutnya, skrining jiwa bertujuan mencegah masalah berkembang lebih parah sekaligus meningkatkan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan depresi, ansietas, dan skizofrenia adalah tiga gangguan kejiwaan dengan prevalensi tertinggi. Sebanyak 1,4 persen penduduk usia di atas 15 tahun mengalami depresi, namun hanya 12,7 persen yang berobat, sementara 87,3 persen lainnya memilih tidak berobat.

“Skrining kesehatan jiwa ini sering dianggap tabu. Padahal tak jarang banyak orang merasa stres karena situasi dan kondisi yang menekan dari lingkungan rumah, sekolah, hingga tempat kerja. Stres, jika tidak dikelola dengan baik, dapat memicu atau memperburuk gangguan jiwa,” kata Sumanto.

Gangguan Jiwa Jadi Penyebab Disabilitas Kedua di Indonesia

Data terbaru menunjukkan gangguan jiwa menjadi penyebab kedua Years Lived with Disability (YLDs) di Indonesia, setelah gangguan otot dan rangka.

Skrining jiwa kini dapat dilakukan lebih mudah, baik di posyandu, layanan kesehatan gratis, maupun melalui aplikasi kesehatan untuk cek mandiri.

“Gangguan jiwa bisa terjadi pada siapa saja. Akan lebih baik jika terdeteksi lebih awal sehingga penanganan menjadi lebih mudah,” tegas Sumanto.

Pentingnya Manajemen Stres dan Dukungan Sosial

Sumanto menekankan pentingnya manajemen stres melalui hobi, relaksasi, dan menjaga komunikasi dengan keluarga serta teman.

“Yang tak kalah penting adalah mengenali diri sendiri. Kita juga perlu memberikan dukungan kepada orang yang mengalami masalah psikologis dengan berempati dan mendorong mereka mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor,” tambahnya.

Penulis :
Aditya Yohan

Terpopuler