Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Sekolah Rakyat Jadi Pelopor Pemetaan Bakat Siswa Sejak Dini, Targetkan 165 Titik pada 2025

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Sekolah Rakyat Jadi Pelopor Pemetaan Bakat Siswa Sejak Dini, Targetkan 165 Titik pada 2025
Foto: (Sumber: Presiden Prabowo Subianto menyapa guru-guru Sekolah Rakyat saat acara retret Sekolah Rakyat di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/8/2025). ANTARA/HO-Tim Media Presiden Prabowo Subianto.)

Pantau - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa Sekolah Rakyat merupakan sekolah pertama di Indonesia yang menerapkan metode talent mapping sejak awal siswa masuk sekolah guna memetakan bakat dan talenta secara sistematis.

“Sebanyak 50,5 persen siswa Sekolah Rakyat memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan ini sesuai dengan gaya mengajar 53,5 persen guru kami,” ungkapnya.

Metode pemetaan bakat ini dikembangkan oleh Dr. Ari Ginanjar, pendiri ESQ Leadership Center, yang juga tergabung dalam tim teknis pendirian Sekolah Rakyat tahap pertama.

Pemetaan dilakukan agar siswa dapat diarahkan sesuai minat dan bakat sejak awal masa pendidikan.

Hasil awal menunjukkan bahwa 23 persen siswa berbakat di bidang teknik dan teknologi informasi, 23,9 persen di bidang pendidikan dan hukum, 22,9 persen di bidang kesehatan, dan 11,6 persen di bidang seni dan media.

Sektor lainnya mencakup minat pada bidang perikanan, perkebunan, profesi ASN, TNI/Polri, hingga presiden.

Sekolah Rakyat Dorong Transformasi Sosial Melalui Pendidikan Terpadu

Menteri Sosial menjelaskan bahwa lulusan Sekolah Rakyat disiapkan untuk dapat melanjutkan pendidikan tinggi atau langsung bekerja dan berwirausaha berdasarkan keterampilan yang dimiliki.

“Dengan karakter kuat dan keterampilan yang relevan, mereka diharapkan siap menjadi agen perubahan di lingkungannya sekaligus pemutus rantai kemiskinan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Sekolah Rakyat adalah bukti nyata keberpihakan negara kepada masyarakat kecil.

“Dari Sekolah Rakyat, mimpi anak-anak yang semula tak terlihat kini mulai tumbuh bersemi,” tambahnya.

Sekolah Rakyat disebut sebagai miniatur pengentasan kemiskinan terpadu, karena para siswanya berasal dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan terendah dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi (DTSEN).

Sekolah ini mengadopsi sistem pendidikan berbasis asrama dan terintegrasi dengan berbagai program pemerintah, seperti cek kesehatan gratis, makan bergizi gratis, jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, serta program tiga juta rumah bagi siswa dan keluarganya.

Dalam rangka penguatan pendidikan, kegiatan pembekalan oleh Presiden Prabowo Subianto telah diikuti oleh 154 kepala sekolah dan 2.221 guru Sekolah Rakyat dari tingkat SD, SMP, hingga SMA yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

Kementerian Sosial mencatat saat ini terdapat 100 Sekolah Rakyat yang telah beroperasi di berbagai wilayah Indonesia.

Target selanjutnya adalah mencapai total 165 titik Sekolah Rakyat pada September 2025, dengan kapasitas 15.895 siswa, 2.407 guru, dan 4.442 tenaga pendidik.

 

Penulis :
Aditya Yohan