
Pantau - Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo mengajak Ikatan Keluarga Alumni (IKAL) Lemhannas untuk memperkuat peran strategis dalam membangun ketahanan nasional menghadapi dinamika geopolitik global yang kian tidak menentu.
"IKAL Lemhannas harus memperkuat peran di tiga bidang prioritas, yakni keamanan maritim, ketahanan siber, serta transisi energi. Di tengah ketidakpastian global, IKAL Lemhannas harus hadir sebagai pemecah masalah yang menghubungkan kebijakan, teknologi, dan eksekusi lapangan," kata Bamsoet, alumni Lemhannas Kursus Singkat Angkatan XIII tahun 2005, jelang Munas V IKAL Lemhannas 2025 di Gedung Pancagatra Lemhannas Jakarta.
Tantangan Geopolitik dan Dampaknya ke Indonesia
Bamsoet menyoroti ketegangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, seperti di Laut Cina Selatan dan Selat Taiwan, yang berimplikasi langsung terhadap stabilitas regional dan jalur perdagangan Indonesia.
"Ketahanan nasional menuntut kesiapan komprehensif, dari kewaspadaan maritim di Natuna hingga tata kelola energi dan siber," ujarnya.
Ia menegaskan, ketidakpastian geopolitik juga berdampak pada kondisi ekonomi nasional sehingga fondasi makro harus dijaga melalui disiplin kebijakan, diversifikasi pasar, dan peningkatan nilai tambah industri.
Keamanan Siber dan Ekonomi Digital
Bamsoet mengingatkan bahwa pesatnya perkembangan ekonomi digital Indonesia yang ditopang 221 juta pengguna internet menuntut peningkatan literasi keamanan siber dan tata kelola data.
"Skala ekonomi digital ini tidak boleh menjadi bumerang akibat lemahnya proteksi data dan maraknya misinformasi. Kita harus pastikan manfaatnya optimal bagi perekonomian Indonesia," jelasnya.
Ia menyinggung insiden serangan ransomware yang melumpuhkan Pusat Data Nasional pada 2024 sebagai peringatan serius atas kerentanan sistem vital negara.
Oleh karena itu, ia mendorong konsolidasi standar keamanan siber oleh seluruh alumni Lemhannas di pemerintahan, BUMN, hingga sektor swasta, sekaligus memperkuat respons insiden dan keandalan pusat data nasional.
Modernisasi Pertahanan dan Anggaran 2025
Mantan Ketua DPR RI dan MPR RI ini menegaskan perlunya percepatan modernisasi alutsista dan kesiapan operasi gabungan TNI yang tetap selaras dengan kemampuan fiskal negara.
Ia mengingatkan agar rencana pagu anggaran pertahanan tahun 2025 sebesar Rp165,2 triliun benar-benar diprioritaskan secara tajam agar setiap rupiah berkontribusi pada ketahanan nasional yang terukur.
Termasuk di dalamnya adalah penguatan patroli dan sensor maritim di wilayah perairan strategis.
- Penulis :
- Aditya Yohan