billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemkot Jakarta Timur Dorong Orang Tua Lebih Kreatif Olah Ikan untuk Cegah Stunting Anak

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Pemkot Jakarta Timur Dorong Orang Tua Lebih Kreatif Olah Ikan untuk Cegah Stunting Anak
Foto: (Sumber: Asisten Perekonomian dan Pembangunan Fauzi setelah menggelar kampanye gemar makan ikan (Gemarikan) di SDN 13 Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (26/8/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza).)

Pantau - Pemerintah Kota Jakarta Timur mendorong para orang tua untuk lebih kreatif dalam mengolah ikan agar anak-anak terbiasa mengonsumsi makanan berprotein tinggi sejak dini guna mencegah stunting.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jakarta Timur, Fauzi, menyebut bahwa kebiasaan makan ikan sangat dipengaruhi pola pengasuhan orang tua dalam menyajikan makanan.

"Anak-anak makan ikan itu tergantung pola dari orang tua. Mereka akan malas makan ikan, tapi mungkin dengan inovasi dari orang tua, memberikan ikan dalam bentuk berbeda, dikemas, lebih variatif, bisa membuat anak-anak suka," ungkapnya di Jakarta Timur, Rabu.

Fauzi menambahkan bahwa penyajian makanan bergizi dalam bentuk menarik dapat membuat anak-anak menyukainya sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan mereka.

Ia menyoroti bahwa konsumsi ikan di masyarakat masih rendah, khususnya karena penyajiannya yang monoton sehingga kurang menarik bagi anak-anak.

"Ikan memiliki kandungan protein tinggi yang sangat baik untuk pertumbuhan anak, terutama dalam mencegah stunting," jelas Fauzi.

Ia juga menegaskan pentingnya strategi kreatif dalam penyajian makanan agar anak-anak yang sebelumnya enggan makan bisa tertarik untuk mengonsumsi makanan bergizi.

"Kita kan masih dihadapkan pada persoalan stunting, kemudian anak-anak yang malas makan mungkin dengan pemberian makanan yang sudah dikemas, harapannya mereka ini akan suka dengan makanan-makanan yang bernilai gizi tinggi," tambahnya.

Program Gemarikan Diintegrasikan ke Sekolah

Sebagai bagian dari upaya peningkatan konsumsi ikan, Pemkot Jakarta Timur bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta untuk melaksanakan program Gemar Makan Ikan (Gemarikan) di sekolah-sekolah.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anak dan orang tua mengenai manfaat ikan bagi kesehatan serta sebagai bagian dari strategi nasional pencegahan stunting.

"Idealnya, ketika ada program ini, stuntingnya harusnya turun. Tapi ketika itu standar, atau angka stunting malah naik, perlu monitoring dan evaluasi untuk dicermati bersama agar Gemarikan sesuai harapan kita," ucap Fauzi.

Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Timur, Taufik Yulianto, menyatakan bahwa membiasakan anak makan ikan sejak dini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas gizi keluarga.

"Orang tua perlu lebih kreatif dalam mengolah ikan, tidak hanya digoreng, bisa dibuat sup, bakso ikan, nugget ikan, atau dimasak dengan bumbu yang lebih disukai anak-anak. Jadi anak lebih suka," tutur Taufik.

Ia menambahkan bahwa konsumsi ikan secara rutin merupakan bentuk nyata dukungan terhadap program pencegahan stunting yang digalakkan oleh pemerintah.

Target konsumsi ikan di Jakarta Timur untuk tahun 2025 adalah 48,91 kilogram per orang.

Pada 2024, angka konsumsi ikan di Jakarta secara umum mencapai 48,92 kg per orang dan telah melampaui target sebesar 48,65 kg per orang.

Khusus wilayah Jakarta Timur, capaian konsumsi ikan pada 2024 adalah 48,19 kg per orang, lebih tinggi dari target sebesar 47 kg per orang.

Taufik berharap target konsumsi ikan pada 2025 bisa dicapai demi peningkatan kesehatan dan pemenuhan gizi anak-anak di wilayah tersebut.

Data Stunting dan Wilayah Prioritas

Berdasarkan data ANTARA hingga Februari 2025, tercatat 812 kasus stunting di wilayah Jakarta Timur.

Rinciannya mencakup 268 anak dengan kondisi sangat pendek dan 544 anak dengan status pendek.

Tiga kecamatan dengan jumlah kasus stunting tertinggi adalah Cakung sebanyak 147 kasus, Kramat Jati 102 kasus, dan Matraman 100 kasus.

Kecamatan lain yang juga memiliki angka stunting cukup tinggi antara lain Cipayung dengan 95 kasus, Ciracas 82 kasus, Duren Sawit dan Jatinegara masing-masing 69 kasus, Pulogadung 57 kasus, Pasar Rebo 53 kasus, dan Makasar 38 kasus.

Target pengurangan angka stunting di Jakarta Timur menjadi bagian dari evaluasi terhadap efektivitas program-program seperti Gemarikan, yang diharapkan mampu mengubah pola makan keluarga ke arah yang lebih sehat dan bergizi.

Penulis :
Aditya Yohan